Semarang (ANTARA) - SICE (Semarang International Cartoon Exhibitions) sering mengajak dan mengikuti event pameran. Bukan hanya acara yang diadakan kalangan atas seperti kementerian atau duta besar negara tetangga, tetapi juga tingkat rukun warga (RW), bahkan rukun tetangga (RT).

Ambil contoh pas kegiatan pada hari Minggu (20/8), SICE ikut meramaikan acara Seribu Langkah Merdeka, jalan sehat warga RW 01 Gayamsari di halaman Sinar Mas Semarang.

Pengurus RW 01 setempat mengadakannya dengan tujuan menjalin dan meningkatkan silaturahmi antarwarga sekaligus memperingati HUT Ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia.

"Alhamdulillah, berjalan sesuai dengan harapan, bahkan lebih dari bayangan awal. Ribuan warga antusias ikut menyukseskan acara ini," kata Fajar Trimulyanto selaku ketua panitia melalui rilisnya, Senin malam.

Karmanto sebagai Ketua RW 01 Gayamsari menambahkan bahwa segala sesuatu dengan niat ibadah maka hasilnya akan indah.

Rezeki berupa ratusan door prizes sembako, alat masak, sepeda, kulkas, sampai TV dibagikan kepada masyarakat yang datang. Peserta lain adalah puluhan UMKM yang ada di Gayamsari. Dagangan mereka laris manis. Bahkan, ada beberapa stan kuliner yang tutup sebelum acara selesai karena dagangan mereka keburu habis terjual.

Setelah 20 menit acara diresmikan Camat Gayamsari Eko Yuniarto, dari 17 kartun yang dipajang di Stan SICE laku tiga.

Keberhasilan menjual gambar lucu karena marketing agresif dan interaktif yang diterapkan RISKI EO selaku event organizer tetap SICE.

"Konsepnya adalah memasyarakatkan kartun dan mengartunkan masyarakat. Kami tidak malu turun ke bawah. Biasanya bertaraf internasional, sekarang lokal. Biasanya yang meresmikan menteri sekarang camat. Ini tidak masalah, bahkan tergolong peristiwa luar biasa," demikian pernyataan Riski Widodo Putra selaku owner.

Sebanyak 17 kartun yang dipamerkan adalah karya terbaru Slamet Widodo. Angka 17 dipilih sesuai dengan tanggal kemerdekaan Indonesia. Temanya pun seputar 17-an, dari sekadar melucu sampai kritik membangun. Yang diangkat masalah fenomena tradisi lomba Agustusan, refleksi Indonesia pada 78 tahun lalu hingga paling terkini seperti Rungkad Jokowi.

Lewat coretan spidol pula, kartunis berprestasi  internasional dari Semarang ini memberi edukasi sosial, budaya, ekonomi, sampai politik.

Tercatat banyak pengunjung yang "perutnya mules" karena menertawakan kartun yang dipamerkan. Yang paling favorit adalah gambar seorang rakyat miskin yang digandeng presidennya berjalan menuju kesejahteraan, dan sang rakyat sambil terengah-engah ngomong, "Masih jauh, ya ,Pak?"

Selain itu, ada kartun pejuang hidup yang tidak takut dengan penjajah (oligarki) dan setan (godaan dunia), tetapi takut pada pinjaman online (utang). Gambar yang bercerita tentang pemenang lomba gigit uang yang ditagih pajak juga banyak diapresiasi pengunjung.

Akhir bulan September 2023, Slamet Widodo akan kembali pameran kartun secara tunggal bertema politik di Simpang Lima Semarang. Sudah teragendakan, yang meresmikan bukan calon presiden, melainkan seorang tukang becak.
  Pengunjung saat menyaksikan 17 kartun karya terbaru Slamet Widodo. ANTARA/HO-SICE/Hadi Kirana