Solo (ANTARA) -
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta, Jawa Tengah, menggandeng mitra kerja untuk mengantisipasi dampak kekeringan yang mungkin terjadi pada musim kemarau saat ini.
 
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kota Surakarta Niko Agus Putranto di Solo, Jumat, mengatakan salah satu yang dilakukan adalah BPBD berkoordinasi dengan pengelola hotel agar bersedia menyediakan suplai air saat sumur-sumur warga kering.
 
"Musim kemarau panjang ini kami waspadai semuanya. Sebelumnya kami sudah koordinasi dengan kewilayahan untuk wilayah rawan kekeringan. Dalam waktu dekat kami tingkatkan koordinasi dengan stakeholder lainnya termasuk pengelola hotel," katanya.
 
 
Ia menyebutkan enam wilayah kekeringan yang sudah dipetakan di antaranya Serengan, Sangkrah, Banyuanyar, Gilingan, Laweyan, dan Mojosongo.
 
BPBD juga mewaspadai sebanyak 58 titik rawan krisis air yang wilayahnya memiliki sumur dalam. Menurut dia, penurunan debit air di sumur dangkal warga berpotensi terjadi saat kemarau lantaran adanya fasilitas sumur dalam di wilayah tersebut.
 
"Data sumur dalam yang saya pegang ada 50 titik. Di lokasi atau wilayah sekitar sumur dalam itu berpotensi memicu kekeringan sumur dangkal milik warga," katanya.
 
 
Meskipun demikian, kata dia, sampai saat ini keberadaan sumur dalam belum begitu berpengaruh pada sumur dangkal yang ada di sekitarnya.
 
Sebelumnya, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan fenomena kekeringan dan krisis air di beberapa daerah menjadi perhatiannya saat kemarau panjang seperti saat ini.
 
Meskipun demikian, menurut dia, suplai air akan tetap bisa dipenuhi.
 
 
"Soal kekeringan kami waspadai, yang penting saat terjadi langsung segera ada solusi yang diberikan ke warga terdampak," katanya.


Baca juga: Pemkot Semarang atasi taman kota kering akibat kemarau