Kudus (ANTARA) - Penerimaan pajak daerah di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah selama Januari hingga akhir Agustus 2023 mencapai Rp124,96 miliar atau 72,44 persen dari rencana penerimaan sebesar Rp172,51 miliar.

"Kami optimistis bisa mencapai target, karena saat ini sudah ada beberapa pos penerimaan yang melampaui target," kata Kepala Bidang Perencanaan dan Operasional Pendapatan Daerah Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kudus Pudji Astuti Setijaningrum, di Kudus, Senin.

Dari 10 pos penerimaan, kata dia, ada tiga pos penerimaan yang realisasinya melampaui target. Di antaranya, pos penerimaan dari pajak parkir, pajak hiburan, dan pajak hotel.

Untuk pos pajak hiburan tercapai Rp548,85 juta atau 234,03 persen dari target sebesar Rp234,52 juta, kemudian pajak parkir terealisasi Rp390,8 juta atau 211,53 persen dari target Rp184,75 juta.

Pajak perhotelan, kata dia, juga berhasil melampaui target, karena hingga akhir Agustus 2023 sudah mencapai 102,94 persen atau Rp2,52 miliar dari target Rp2,45 miliar.

Untuk pos penerimaan lainnya, yakni pajak restoran, pajak reklame, dan pajak penerangan jalan, pajak air tanah, pajak sarang burung walet, PBB, dan bea perolehan hak tanah bangunan (BPHTB) realisasinya bervariasi.

"Kami mencatat, rata-rata realisasinya sudah di atas 60 persen," ujarnya pula.

Meskipun demikian, kata dia, pihaknya akan berupaya maksimal agar bisa mencapai target, meskipun pengalaman sebelumnya semua target bisa dicapai.

Dalam rangka mencapai target penerimaan, Pemkab Kudus dalam rangka hari jadi Kota Kudus menyelenggarakan program pembebasan sanksi denda bagi wajib yang terlambat membayar PBB. Jika sebelumnya berakhir pada bulan Agustus 2023, maka program tersebut diperpanjang hingga akhir September 2023.

"Mudah-mudahan adanya program pembebasan denda bagi wajib pajak yang terlambat membayar PBB bisa mendongkrak penerimaan sebelum akhir tahun bisa tercapai. Hingga akhir Agustus 2023 untuk realisasi PBB baru mencapai Rp35,49 miliar atau 79,51 persen dari target," ujarnya lagi.

Upaya lainnya, yakni pemasangan "tapping box" atau alat pemantau transaksi di sejumlah tempat usaha untuk mendongkrak penerimaan pajak daerah. Sedangkan penyediaan alat "tapping box" bekerja sama dengan Bank Jateng. 

Baca juga: Operasi zebra di Wonosobo kampanyekan taat pajak kendaraan