Boyolali (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah terus melakukan pasokan air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan dalam mengatasi bencana kekeringan di Desa Repaking, kabupaten setempat.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Boyolali Suparman mengatakan bantuan air bersih kembali dikirim untuk masyarakat di Desa Repaking, Kecamatan Wonosegoro yang mengalami kekeringan akibat musim kemarau saat ini, sebanyak lima tangki, sehingga total pasokan air di daerah itu mencapai 35 tangki.



"Pasokan bantuan air lima tangki di Desa Repaking itu, untuk warga RT 02, 04, 05 dan 07 yang kekurangan air bersih pada musim kemarau saat ini, dan total di daerah itu sudah mencapai 35 tangki," kata Suparman.

BPBD Boyolali terus melakukan pemantauan daerah yang dinyatakan kekurangan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat setempat. Hingga, Jumat ini sudah bertambah ada 37 desa di 13 kecamatan yang mengalami bencana kekeringan.

Jumlah pasokan bantuan air terbanyak di tingkat kecamatan di Boyolali, yakni Wonosamodro sebanyak 151 tangki, TamanSari 111 tangki, Kemusu 102 tangki, Wonosegoro 75 tangki, Juwangi 70 tangki, Ampel13 tangki, Selo 10 tangki, Andong 9 tangki, Cepogo 6 tangki, Gladagsari empat tangki, Karanggede empat tangki, Musuk dua tangki,dan Klego dua tang, sehingga total 559 tangki.

Desa terparah bencana kekeringan, yakni Kedungrejo Kemusu 56 tangki, Guwo Wonosegoro 41 tangki, Repaking Wonosamodro 36 tangki, Jemowo Tamansari 34 tangki, Garangan Wonosamodro 29 tangki, Gunungsari Wonosamodro 29 tangki, Ngaren Juwangi 29 tangki, Bangle Wonosamodro 24 tangki Kalimati Juwangi 23 tangki, Dragan Tamansari 22 tangki dan 27 desa lainnya masing-masing masih di bawah 20 tangki. Sehingga, total sebanyak 559 tangki.

Pihaknya berharap masyarakat di daerah bencana kekeringan dapat memanfaatkan bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti minum, memasak, dan lainnya.

Kepala BPBD Kabupaten Boyolali Suratno mengatakan musim kemarau yang dipengaruhi badai El Nino di Kabupaten Boyolali terkait dengan siaga bencana kekeringan hingga Jumat ini, menjadi 13 kecamatan yang terdampak. Sebelumnya, hanya 11 kecamatan yang terdampak kekeringan, bertambah dua daerah, yakni Karanggede dan Ampel.



Suratno mengimbau masyarakat untuk menghemat air bersih, apabila terpaksa ada yang membakar sampah harus diawasi secara langsung hingga titik api itu benar-benar padam. Karena, dalam 10 hari terakhir ini, kebakaran lahan terjadi di berbagi tempat dan berawal dari pembakaran sampah yang tidak diawasi serta pengaruh kecepatan menjalarnya api.

Sehingga, masyarakat diminta lebih hati-hati dan jangan membakar lahan, kecuali sangat terpaksa dan dalam pengawasan. Secara prinsip membakar lahan tidak dibenarkan, karena berdampak pada pemanasan global yang sekarang sedang terjadi.

Untuk itu, kata dia, semuanya dapat memahami dan mengerti kondisi yang sedang terjadi untuk komponen masyarakat, mulai dari tingkat RT, RW, dan tokoh masyarakat, agama, serta instansi pemerintah untuk dapat bersama-sama mengedukasi masyarakat agar tidak melakukan pembakaran sampah sembarangan.

Baca juga: Pertamina kirim air ke berbagai daerah yang dilanda kekeringan