Kudus (ANTARA) -  Universitas Muria Kudus (UMK) menyerahkan beasiswa kepada 457 mahasiswa, dengan nilai mencapai Rp2,96 miliar, baik program beasiswa dari kampus, pemerintah, maupun berbagai institusi di Tanah Air yang menyediakan bantuan biaya kuliah bagi mahasiswa berprestasi.

"Program beasiswa yang sudah berjalan tercatat ada 284 mahasiswa yang mendapatkannya, sedangkan tambahan yang terbaru ada 173 mahasiswa," kata Rektor UMK Darsono ditemui usai penyerahan beasiswa secara simbolis di Auditorium UMK, Jumat.



Dari nilai beasiswa sebesar Rp2,96 miliar, kata dia, ada program beasiswa untuk mahasiswa baru senilai Rp1,7 miliar dan beasiswa yang sudah berjalan senilai Rp1,26 miliar.

Adapun beasiswa untuk mahasiswa baru senilai Rp1,7 miliar terdiri dari, beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah nilainya mencapai Rp1,37 miliar, kemudian beasiswa Bank Indonesia (BI) senilai Rp300 juta, dan beasiswa unggulan sebesar Rp41,9 juta.

Kemudian, beasiswa yang sudah berjalan terdiri atas beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah sebesar Rp1,18 juta, beasiswa hafiz Rp35,1 juta, Beswan Djarum Rp24 juta, beasiswa prestasi Rp11,7 juta, serta Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) sebesar Rp11 juta.

Program beasiswa tersebut, kata dia, salah satu persyaratannya tentu nilai akademiknya harus bagus, sehingga yang mendapatkan tentu mahasiswa yang berprestasi.

"Khusus program beasiswa dari UMK, terdapat beasiswa khusus mahasiswa yang hafal Al Quran yang tahun ini ada enam orang serta dua mahasiswa berprestasi di bidang olahraga," ujarnya.



Ia mencatat, ada dua mahasiswa UMK yang berprestasi di bidang olahraga dengan menyumbangkan medali emas pada ajang PON Papua, yakni di cabang olahraga tarung derajat dan taekwondo. Atas prestasinya itu, maka mereka mendapatkan beasiswa kuliah.

"Semua mahasiswa yang mendapatkan beasiswa, diharapkan tidak menyia-nyiakannya dengan memperbaiki prestasi akademiknya," ujarnya.

Apalagi, kata dia, untuk bisa mendapatkan beasiswa tersebut harus berprestasi, sehingga selama mendapatkan beasiswa juga harus bisa meningkatkan prestasinya.

Penerima beasiswa, imbuh dia, juga dituntut bisa lulus sesuai target sarjana selama 4 tahun atau delapan semester.

Firza Maulana, mahasiswa Fakultas Teknik Elektro semester V mengakui baru tahun ini mendapatkan beasiswa dari BRI, setelah tahun sebelumnya gagal di wawancara.

"Alhamdulillah tahun ini bisa lolos seleksi. Sangat bangga karena yang mengajukan ada 450 mahasiswa, sedangkan yang diterima hanya 50 orang," ujarnya.

Untuk mendapatkan beasiswa dari BRI, kata dia, memang tidak mudah, karena selain nilai akademiknya baik, dengan nilai IP minimal 3,5 atau berprestasi internasional, masih ada sesi wawancara. 

Baca juga: Pekalongan selenggarakan pelatihan peningkatan kualitas produk UMK