SMP 17 Semarang biasakan pilah sampah dengan Gerakan Timun Mas
Minggu, 19 November 2023 17:29 WIB
Siswa SMP 17 Semarang membiasakan memilah sampah dengan Gerakan Timun Mas atau Tiga puluh menit meMUNgut dan Memilah Sampah. ANTARA/Ist
Semarang (ANTARA) - SMP 17 Semarang membiasakan memilah sampah dengan Gerakan Timun Mas atau Tiga puluh menit meMUNgut dan Memilah Sampah) yang dilaksanakan dengan melibatkan seluruh peserta didik didampingi guru dan tenaga didik.
Kurniawan Sutrisnadi, Wakil Kepala SMP Negeri 17 Semarang, di Semarang, Jumat menjelaskan Gerakan Timun Mas merupakan aksi nyata siswa dalam pembiasaan penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Peserta didik merasakan pengalaman memungut dan memilah sampah yang masih bisa dipergunakan sebagai implementasi dari reuse, reduce, dan recycle," kata Kurniawan yang juga Fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation ini.
Selama pelaksanaan program, peserta didik memperhatikan faktor-faktor kebersihan lingkungan, pemilahan sampah produkif, dan keselamatan kerja.
Untuk menerapkan Gerakan Timun Mas tersebut, langkah awal yang dilakukan yakni dengan terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan staf pimpinan beserta seluruh wali kelas
"Melalui jargon HEBAT atau Harus bErsama Bergerak Atasi Tantangan, dibuat rancangan kegiatan yang melibatkan empati guru, tenaga kependidikan dan murid, yang berorientasi pada kebersihan sekolah, secara terstruktur, terprogram dan berkelanjutan (sustainable)," katanya.
Tidak hanya berkoordinasi, lanjut Kurniawan, pihaknya juga menentukan straretgi dan penjadwalan kegiatan sekolah menyusun jadwal personil pendamping sesuai kebutuhan berbasis keruangan.
Kelas di luasan lingkungan besar dekat fasilitas umum atau fasum, katanya, akan didampingi oleh guru/Tendik lebih banyak; ruang bertuan (ada penghuni tetapnya), kebersihan tanggungjawab penghuni, untuk ruang tak bertuan (Fasum), kebersihannya menjadi tanggungjawab bersama dan dilaksanakan setiap hari Jumat pagi mulai pukul 07.00-07.45 WIB.
Kurniawan menambahkan pihaknya juga melibatkan peran serta OSIS, yakni sebelum eksekusi pelaksanaan kegiatan, dilakukan curah saran antara wakil peserta didik setiap kelas, pengurus OSIS bersama guru dan Tendik yang dikemas dalam bentuk sosialisasi dan umpan balik terhadap program yang akan dilaksanakan. Sekolah menerima masukan (saran), kritik dan usulan untuk terselenggaranya kegiatan dengan baik dan lancar.
Setelah program berjalan, Kurniawan mengatakan tim teknis Gerakan Timun Mas melakukan evaluasi dan analisis hasil program untuk mengukur efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan dan target program.
"Hasil evaluasi dan analisis digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan dan peningkatan program. Perwakilan peserta didik dan Pengurus OSIS dilibatkan dalam refleksi aksi nyata yang telah dilakukan. Hasil positif dari program ini yakni berkembangnya empati peserta didik terhadap kebersihan lingkungan," katanya.
Ia menambahkan Gerakan Timun Mas juga membantu siswa secara langsung untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan wirausaha, yakni mereka lebih siap untuk membuka lapangan pekerjaan secara mandiri melalui pengolahan sampah produktif.
Kurniawan Sutrisnadi, Wakil Kepala SMP Negeri 17 Semarang, di Semarang, Jumat menjelaskan Gerakan Timun Mas merupakan aksi nyata siswa dalam pembiasaan penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Peserta didik merasakan pengalaman memungut dan memilah sampah yang masih bisa dipergunakan sebagai implementasi dari reuse, reduce, dan recycle," kata Kurniawan yang juga Fasilitator Program PINTAR Tanoto Foundation ini.
Selama pelaksanaan program, peserta didik memperhatikan faktor-faktor kebersihan lingkungan, pemilahan sampah produkif, dan keselamatan kerja.
Untuk menerapkan Gerakan Timun Mas tersebut, langkah awal yang dilakukan yakni dengan terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan staf pimpinan beserta seluruh wali kelas
"Melalui jargon HEBAT atau Harus bErsama Bergerak Atasi Tantangan, dibuat rancangan kegiatan yang melibatkan empati guru, tenaga kependidikan dan murid, yang berorientasi pada kebersihan sekolah, secara terstruktur, terprogram dan berkelanjutan (sustainable)," katanya.
Tidak hanya berkoordinasi, lanjut Kurniawan, pihaknya juga menentukan straretgi dan penjadwalan kegiatan sekolah menyusun jadwal personil pendamping sesuai kebutuhan berbasis keruangan.
Kelas di luasan lingkungan besar dekat fasilitas umum atau fasum, katanya, akan didampingi oleh guru/Tendik lebih banyak; ruang bertuan (ada penghuni tetapnya), kebersihan tanggungjawab penghuni, untuk ruang tak bertuan (Fasum), kebersihannya menjadi tanggungjawab bersama dan dilaksanakan setiap hari Jumat pagi mulai pukul 07.00-07.45 WIB.
Kurniawan menambahkan pihaknya juga melibatkan peran serta OSIS, yakni sebelum eksekusi pelaksanaan kegiatan, dilakukan curah saran antara wakil peserta didik setiap kelas, pengurus OSIS bersama guru dan Tendik yang dikemas dalam bentuk sosialisasi dan umpan balik terhadap program yang akan dilaksanakan. Sekolah menerima masukan (saran), kritik dan usulan untuk terselenggaranya kegiatan dengan baik dan lancar.
Setelah program berjalan, Kurniawan mengatakan tim teknis Gerakan Timun Mas melakukan evaluasi dan analisis hasil program untuk mengukur efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan dan target program.
"Hasil evaluasi dan analisis digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan dan peningkatan program. Perwakilan peserta didik dan Pengurus OSIS dilibatkan dalam refleksi aksi nyata yang telah dilakukan. Hasil positif dari program ini yakni berkembangnya empati peserta didik terhadap kebersihan lingkungan," katanya.
Ia menambahkan Gerakan Timun Mas juga membantu siswa secara langsung untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan wirausaha, yakni mereka lebih siap untuk membuka lapangan pekerjaan secara mandiri melalui pengolahan sampah produktif.
Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Raih predikat "Unggul", UIN Walisongo bertekad wujudkan pendidikan bermutu
14 November 2024 14:15 WIB