22 mesin pompa dikerahkan percepat surutnya banjir di Demak
Minggu, 24 Maret 2024 22:30 WIB
Mesin pompa penyedot air banjir yang dioerasikan di Sipon Gajah, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Minggu (24/3/2024). ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif.
Demak (ANTARA) - Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana mengungkapkan untuk mempercepat proses surutnya genangan banjir di Kabupaten Demak, khususnya di Kecamatan Karanganyar dikerahkan sebanyak 22 unit mesin pompa penyedot air.
"Kapasitasnya tentu cukup besar karena mencapai 11.000 liter per detik untuk menyedot air genangan banjir," katanya saat mendampingi Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi pada acara penyerahan bantuan pangan untuk korban banjir di tempat pengungsian SD Negeri 3 Ngaluran Kecamatan Karanganyar Demak, Minggu.
Selain menyurutkan air banjir yang menggenangi permukiman warga, katanya, air yang menggenangi akses jalan di Jalur Pantura Demak-Kudus juga mulai surut, sehingga bisa dilalui kendaraan.
Kalaupun saat ini belum dibuka, tentunya dalam waktu dekat sudah bisa dilalui kendaraan dari arah Kudus maupun Demak.
Nana Sudjana menjelaskan, hal terpenting adalah warga terdampak banjir yang mengungsi bisa segera pulang, sehingga bisa merayakan Lebaran di rumah.
"Pengungsi juga mulai berkurang dari sebelumnya mencapai 24.000 jiwa, kini menurun menjadi 12.000-an pengungsi," katanya.
Ia mengakui ikut prihatin dengan bencana alam yang dialami oleh warga Demak, khususnya warga Kecamatan Karanganyar.
"Kami juga berencana pada Rabu 27 Maret atau Kamis 28 Maret rapat koordinasi dengan Kementerian PUPR, BNPB, TNI/Polri untuk membicarakan penguatan tanggul," katanya.
Ia menegaskan, tidak menginginkan tahun depan terjadi peristiwa tanggul sungai jebol yang bisa mengakibatkan banjir di pemukiman warga seperti sekarang ini.
"BNPB maupun PUPR menyetujui. Mudah-mudahan banjir di Kabupaten Demak ini yang terakhir," kata Nana.
BPBD Kabupaten Demak mencatat per 24 Maret 2024 pukul 15.00 WIB, dari 92 tempat pengungsian diperkirakan sudah ada puluhan tempat pengungsian yang kosong karena pengungsinya mulai pulang ke rumah.
Belasan tempat pengungsian yang kosong dari para pengungsi tersebut, yakni di Kecamatan Mijen, Karangtengah, Sayung, Karanganyar, Wonosalam, dan Gajah.
Komandan Posko Terpadu Penanganan Darurat Banjir Demak Letkol Kavaleri Maryoto menambahkan, puluhan unit mesin pompa penyedot banjir itu sebagian ada yang berada di Sipon Gajah untuk membuang air banjir yang mengalir ke saluran irigasi.
"Warga juga menuntut secepatnya dilakukan penyedotan air, terutama genangan di Desa Wonoketingal dan Wonorejo," katanya.
Guna mempercepat surutnya genangan banjir, maka pihaknya juga melakukan penyekatan dan mapping pompa agar segera surut. Setelah titik genangan di lokasi tertentu surut, maka pindah ke genangan lain yang dimungkinkan masih ada.
"Kapasitasnya tentu cukup besar karena mencapai 11.000 liter per detik untuk menyedot air genangan banjir," katanya saat mendampingi Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi pada acara penyerahan bantuan pangan untuk korban banjir di tempat pengungsian SD Negeri 3 Ngaluran Kecamatan Karanganyar Demak, Minggu.
Selain menyurutkan air banjir yang menggenangi permukiman warga, katanya, air yang menggenangi akses jalan di Jalur Pantura Demak-Kudus juga mulai surut, sehingga bisa dilalui kendaraan.
Kalaupun saat ini belum dibuka, tentunya dalam waktu dekat sudah bisa dilalui kendaraan dari arah Kudus maupun Demak.
Nana Sudjana menjelaskan, hal terpenting adalah warga terdampak banjir yang mengungsi bisa segera pulang, sehingga bisa merayakan Lebaran di rumah.
"Pengungsi juga mulai berkurang dari sebelumnya mencapai 24.000 jiwa, kini menurun menjadi 12.000-an pengungsi," katanya.
Ia mengakui ikut prihatin dengan bencana alam yang dialami oleh warga Demak, khususnya warga Kecamatan Karanganyar.
"Kami juga berencana pada Rabu 27 Maret atau Kamis 28 Maret rapat koordinasi dengan Kementerian PUPR, BNPB, TNI/Polri untuk membicarakan penguatan tanggul," katanya.
Ia menegaskan, tidak menginginkan tahun depan terjadi peristiwa tanggul sungai jebol yang bisa mengakibatkan banjir di pemukiman warga seperti sekarang ini.
"BNPB maupun PUPR menyetujui. Mudah-mudahan banjir di Kabupaten Demak ini yang terakhir," kata Nana.
BPBD Kabupaten Demak mencatat per 24 Maret 2024 pukul 15.00 WIB, dari 92 tempat pengungsian diperkirakan sudah ada puluhan tempat pengungsian yang kosong karena pengungsinya mulai pulang ke rumah.
Belasan tempat pengungsian yang kosong dari para pengungsi tersebut, yakni di Kecamatan Mijen, Karangtengah, Sayung, Karanganyar, Wonosalam, dan Gajah.
Komandan Posko Terpadu Penanganan Darurat Banjir Demak Letkol Kavaleri Maryoto menambahkan, puluhan unit mesin pompa penyedot banjir itu sebagian ada yang berada di Sipon Gajah untuk membuang air banjir yang mengalir ke saluran irigasi.
"Warga juga menuntut secepatnya dilakukan penyedotan air, terutama genangan di Desa Wonoketingal dan Wonorejo," katanya.
Guna mempercepat surutnya genangan banjir, maka pihaknya juga melakukan penyekatan dan mapping pompa agar segera surut. Setelah titik genangan di lokasi tertentu surut, maka pindah ke genangan lain yang dimungkinkan masih ada.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Bank Jateng salurkan bantuan Rp2,62 miliar pada Program Penuntasan Kemiskinan
23 September 2024 11:07 WIB