Jateng optimistis PT Samator bisa mencukupi kebutuhan oksigen daerah
Senin, 30 September 2024 20:25 WIB
Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana bersama Direktur Utama PT Samator Indo Gas Rachmat Harsono (kiri), Dirut KIT Batang (nomor 2 dari kanan), dan Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki menekan tombol beroperasinya pabrik Samator di KIT Batang, Senin (30/9/2024). (ANTARA/Kutnadi)
Batang (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menilai berdirinya perusahaan PT Samator di Kawasan Industri Terpadu Batang dipastikan akan mencukupi kebutuhan oksigen di rumah sakit di daerah setempat.
Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana di Batang, Senin, mengatakan bahwa perusahaan ini berperan penting dalam mendukung sektor industri, bukan hanya sekadar menyediakan gas saja tetapi juga berkonstribusi di bidang medis dengan memasuk gas oksigen ke rumah sakit.
"Kami yakin ke depan dengan terus bertambahnya perusahaan di KITB maka peran PT Samator akan semakin penting dan dibutuhkan. Selain akan berkonstribusi pada rumah sakit, perusahaan ini akan menunjang kebutuhan industri manufaktur lain," katanya.
Ia berharap berharap perusahaan ini dapat berproduksi optimal untuk memperkuat gas yang dibutuhkan di Jawa Tengah dan Daerah Istiewa Yogyakarta.
Ia menceritakan kondisi lumpuhnya (persediaan oksigen) di Indonesia pada 2020 dengan adanya wabah COVID-19 karena pasokan oksigen di Jateng dan DIY hanya mengandalkan pasokan oksigen dari pabrik yang berada di Kaliwungu, Kabupaten Kendal.
"Akhirnya dengan adanya kekurangan persediaan oksigen itu di Jateng maka kami berkoordinasi dengan Jabar dan Jatim bahkan dari luar Jawa untuk memenuhi kebutuhan oksigen di rumah sakit," katanya.
Pada acara peresmian PT Samator, Nana Sudjana mengatakan sesuai kebijakan industri di Jateng yang menjadi penumpu pada pangan dan perekonomian nasional maka beroperasinya PT Samator dan perusahaan lain di KITB akan disambut baik untuk menekan angka kemiskinan.
Tingkat kemiskinan di Jateng memang masih relatif tinggi dibanding dengan Jawa Barat maupun Jawa Timur karena angka kemiskinan masih mencapai 10,77 persen.
Namun, kata dia, dengan waktu sekitar delapan tahun kini angka kemiskinan bisa turun menjadi sekitar 10,30 persen.
"Demikian pula di tingkat pengangguran terbuka pada tahun sebelumnya mencapai 5,49 persen tetapi pada tahun ini turun menjadi 4,39 persen. Jadi sudah ada 1,2 persen turunnya angka pengangguran di Jateng," katanya.
"Akan tetapi, dengan masuknya investor asing maupun nasional di KITB dan Kawasan Industri Kendal . Pada tahun sebelumnya angka kemiskinan masih mencapai sekitar 10,77 persen tetapi kini turun menjadi
"Kami menyambut baik karena memang berdirinya perusahaan berskala investasi asing, nasional maupun lokal di Jateng karena kami cukup membutuhkan merupakan yang kedua karena pabrik pertama telah dibangun di Kaliwungu, Kabupaten Kendal.
Direktur Utama PT Samator Indo Gas Rachmat Harsono yang menekankan pentingnya pabrik ini dalam upaya mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kami memilih Kawasan Industri Terpadu Batang karena merupakan inisiatif strategis pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi," katanya.
Menurut dia, kehadiran pabrik dengan nilai investasi Rp500 miliar ini akan memastikan pasokan gas yang stabil dan berkelanjutan bagi berbagai sektor industri di wilayah ini.
PT Samator di KITB, kata dia, memiliki kapasitas produksi terbesar dengan menggunakan teknologi air separation units 7000 yang mampu menghasilkan 7 ribu ton liquid oxygen (LOX), 7 ribu ton liquid nitrogen, dan 280 ton liquid argon per hari.
"Teknologi ini akan membantu memenuhi kebutuhan oksigen dan gas industri di KIT Batang, Jawa Tengah, serta mendukung pertumbuhan sektor manufaktur dan industri lainnya," katanya.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menilai berdirinya perusahaan PT Samator di Kawasan Industri Terpadu Batang dipastikan akan mencukupi kebutuhan oksigen di rumah sakit di daerah setempat.
Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana di Batang, Senin, mengatakan bahwa perusahaan ini berperan penting dalam mendukung sektor industri, bukan hanya sekadar menyediakan gas saja tetapi juga berkonstribusi di bidang medis dengan memasuk gas oksigen ke rumah sakit.
"Kami yakin ke depan dengan terus bertambahnya perusahaan di KITB maka peran PT Samator akan semakin penting dan dibutuhkan. Selain akan berkonstribusi pada rumah sakit, perusahaan ini akan menunjang kebutuhan industri manufaktur lain," katanya.
Ia berharap berharap perusahaan ini dapat berproduksi optimal untuk memperkuat gas yang dibutuhkan di Jawa Tengah dan Daerah Istiewa Yogyakarta.
Ia menceritakan kondisi lumpuhnya (persediaan oksigen) di Indonesia pada 2020 dengan adanya wabah COVID-19 karena pasokan oksigen di Jateng dan DIY hanya mengandalkan pasokan oksigen dari pabrik yang berada di Kaliwungu, Kabupaten Kendal.
"Akhirnya dengan adanya kekurangan persediaan oksigen itu di Jateng maka kami berkoordinasi dengan Jabar dan Jatim bahkan dari luar Jawa untuk memenuhi kebutuhan oksigen di rumah sakit," katanya.
Pada acara peresmian PT Samator, Nana Sudjana mengatakan sesuai kebijakan industri di Jateng yang menjadi penumpu pada pangan dan perekonomian nasional maka beroperasinya PT Samator dan perusahaan lain di KITB akan disambut baik untuk menekan angka kemiskinan.
Tingkat kemiskinan di Jateng memang masih relatif tinggi dibanding dengan Jawa Barat maupun Jawa Timur karena angka kemiskinan masih mencapai 10,77 persen.
Namun, kata dia, dengan waktu sekitar delapan tahun kini angka kemiskinan bisa turun menjadi sekitar 10,30 persen.
"Demikian pula di tingkat pengangguran terbuka pada tahun sebelumnya mencapai 5,49 persen tetapi pada tahun ini turun menjadi 4,39 persen. Jadi sudah ada 1,2 persen turunnya angka pengangguran di Jateng," katanya.
"Akan tetapi, dengan masuknya investor asing maupun nasional di KITB dan Kawasan Industri Kendal . Pada tahun sebelumnya angka kemiskinan masih mencapai sekitar 10,77 persen tetapi kini turun menjadi
"Kami menyambut baik karena memang berdirinya perusahaan berskala investasi asing, nasional maupun lokal di Jateng karena kami cukup membutuhkan merupakan yang kedua karena pabrik pertama telah dibangun di Kaliwungu, Kabupaten Kendal.
Direktur Utama PT Samator Indo Gas Rachmat Harsono yang menekankan pentingnya pabrik ini dalam upaya mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kami memilih Kawasan Industri Terpadu Batang karena merupakan inisiatif strategis pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi," katanya.
Menurut dia, kehadiran pabrik dengan nilai investasi Rp500 miliar ini akan memastikan pasokan gas yang stabil dan berkelanjutan bagi berbagai sektor industri di wilayah ini.
PT Samator di KITB, kata dia, memiliki kapasitas produksi terbesar dengan menggunakan teknologi air separation units 7000 yang mampu menghasilkan 7 ribu ton liquid oxygen (LOX), 7 ribu ton liquid nitrogen, dan 280 ton liquid argon per hari.
"Teknologi ini akan membantu memenuhi kebutuhan oksigen dan gas industri di KIT Batang, Jawa Tengah, serta mendukung pertumbuhan sektor manufaktur dan industri lainnya," katanya.
Pewarta : Kutnadi
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
BPJS Ketenagakerjaan Jateng-DIY per Oktober 2024 salurkan klaim Rp5,4 triliun
14 November 2024 9:03 WIB
SMK Muhammadiyah 1 Prambanan dan PLN Icon Plus Jateng teken MoU Kelas Industri
14 November 2024 8:53 WIB