Disbudpar Kudus bertekad jadikan rempah sebagai daya tarik wisata
Jumat, 25 Oktober 2024 14:07 WIB
Rempah-rempah yang dihasilkan para petani di lereng Pegunungan Muria Kudus, Jawa Tengah. (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)
Kudus (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, bertekad menjadikan rempah-rempah yang dihasilkan para petani di kawasan Pegunungan Muria Kudus sebagai produk unggulan Kota Kudus sekaligus daya tarik wisata.
"Harapannya, rempah-rempah yang dihasilkan para petani di kawasan Pegunungan Muria Kudus bisa berkembang dan maju seperti halnya tanaman kopi yang awalnya dijual petani tanpa melalui proses menjadi produk yang memiliki nilai tambah, kini masyarakat mau mengolah menjadi produk jadi sehingga ada nilai tambahnya," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus Mutrikah di Kudus, Jumat.
Ia mengungkapkan rempah yang dihasilkan para petani di kawasan Pegunungan Muria Kudus, yakni ada jahe, kunir, dan kunyit, cengkeh, temulawak, dan kunci.
Menurut dia rempah-rempah tersebut bisa diolah menjadi produk minuman siap konsumsi, jamu, bahan kecantikan, hingga untuk pijat maupun lulur.
Dengan adanya pengolahan menjadi suatu produk, kata dia, petani juga akan menikmati penghasilan yang lebih besar, dibandingkan ketika hanya menjual dalam bentuk hasil panen tanpa melalui proses pengolahan.
"Untuk mewujudkan cita-cita produk rempah-rempah Kudus menjadi produk unggulan khas Kudus selain kopi, kami akan berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait pelatihan terhadap petani maupun masyarakatnya," ujarnya.
Ia mengakui sudah berkomunikasi dengan petani rempah dan mereka perlu dibekali keahlian memproses menjadi produk jadi, termasuk kemasannya, hingga pemasarannya.
Seperti halnya saat awal mengembangkan kopi menjadi merek Kudus sekaligus menjadi daya tarik wisata, dia juga bertekad melakukan upaya serupa dengan membekali sumber daya manusia (SDM) yang ada kemampuan mengolah menjadi sesuai produk yang lebih bernilai hingga pemasarannya.
"Kami juga akan membentuk kegiatan yang membantu mempromosikan, serta mengundang pakar yang bisa membantu mengolah potensi rempah di Kudus menjadi aneka produk yang nantinya bisa menjadi daya tarik wisata," ujarnya.
Ia juga akan mendorong munculnya kedai-kedai yang menjual aneka produk olahan dari bahan rempah dan memenuhi standar sapta pesona sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Kudus.
"Kami juga akan mengkampanyekan pemanfaatan produk rempah sebagai upaya pemanfaatan bahan alam untuk mengobati sejumlah penyakit tanpa bahan-bahan kimia, sekaligus budaya hidup sehat dari bahan alam," ujarnya.
Pengolahan aneka rempah di Kabupaten Kudus menjadi produk bernilai, kata dia, juga bagian dari penumbuhan ekonomi kreatif, guna meningkatkan perekonomian petani di Kabupaten Kudus.
Baca juga: Disbudpar Kudus dampingi empat desa wisata menjadi wisata unggulan
"Harapannya, rempah-rempah yang dihasilkan para petani di kawasan Pegunungan Muria Kudus bisa berkembang dan maju seperti halnya tanaman kopi yang awalnya dijual petani tanpa melalui proses menjadi produk yang memiliki nilai tambah, kini masyarakat mau mengolah menjadi produk jadi sehingga ada nilai tambahnya," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus Mutrikah di Kudus, Jumat.
Ia mengungkapkan rempah yang dihasilkan para petani di kawasan Pegunungan Muria Kudus, yakni ada jahe, kunir, dan kunyit, cengkeh, temulawak, dan kunci.
Menurut dia rempah-rempah tersebut bisa diolah menjadi produk minuman siap konsumsi, jamu, bahan kecantikan, hingga untuk pijat maupun lulur.
Dengan adanya pengolahan menjadi suatu produk, kata dia, petani juga akan menikmati penghasilan yang lebih besar, dibandingkan ketika hanya menjual dalam bentuk hasil panen tanpa melalui proses pengolahan.
"Untuk mewujudkan cita-cita produk rempah-rempah Kudus menjadi produk unggulan khas Kudus selain kopi, kami akan berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait pelatihan terhadap petani maupun masyarakatnya," ujarnya.
Ia mengakui sudah berkomunikasi dengan petani rempah dan mereka perlu dibekali keahlian memproses menjadi produk jadi, termasuk kemasannya, hingga pemasarannya.
Seperti halnya saat awal mengembangkan kopi menjadi merek Kudus sekaligus menjadi daya tarik wisata, dia juga bertekad melakukan upaya serupa dengan membekali sumber daya manusia (SDM) yang ada kemampuan mengolah menjadi sesuai produk yang lebih bernilai hingga pemasarannya.
"Kami juga akan membentuk kegiatan yang membantu mempromosikan, serta mengundang pakar yang bisa membantu mengolah potensi rempah di Kudus menjadi aneka produk yang nantinya bisa menjadi daya tarik wisata," ujarnya.
Ia juga akan mendorong munculnya kedai-kedai yang menjual aneka produk olahan dari bahan rempah dan memenuhi standar sapta pesona sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Kudus.
"Kami juga akan mengkampanyekan pemanfaatan produk rempah sebagai upaya pemanfaatan bahan alam untuk mengobati sejumlah penyakit tanpa bahan-bahan kimia, sekaligus budaya hidup sehat dari bahan alam," ujarnya.
Pengolahan aneka rempah di Kabupaten Kudus menjadi produk bernilai, kata dia, juga bagian dari penumbuhan ekonomi kreatif, guna meningkatkan perekonomian petani di Kabupaten Kudus.
Baca juga: Disbudpar Kudus dampingi empat desa wisata menjadi wisata unggulan
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
SUN Energy perkuat posisi sebagai mitra strategis transformasi hijau di sektor industri
09 December 2024 20:27 WIB
Desa Jatilor, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan ditetapkan KPK RI sebagai desa percontohan Antikorupsi
04 December 2024 12:43 WIB
HLN ke-79, Dirut PLN tegaskan komitmen sebagai fondasi pembangunan nasional
29 October 2024 19:44 WIB