Boyolali (ANTARA) - Pengolah makanan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah Hendrati Sri Kristianingsih mengolah cabai hingga menjadi produk bernilai jual tinggi.

"Jadi saya membuat cabai kering dan chili oil," katanya di Boyolali, Jawa Tengah, Minggu.

Ia memproduksi keduanya karena berawal dari banyaknya bahan baku yang tersedia di lingkungan sekitar.

"Awalnya ya karena saya dengar keluhan petani cabai. Ketika harga jatuh seperti beberapa waktu lalu yang sampai sekarang juga masih murah, banyak petani tidak bisa menikmati hasilnya," katanya.

Ia mengatakan, banyak petani yang tidak menikmati hasil karena mereka enggan memanen.

"Biaya upah pemetik tidak sepadan dengan harga jual sehingga dibiarkan busuk, berawal dari itu dan keluhan dari banyak petani kami berusaha melakukan inovasi supaya cabai punya harga nilai jual yang lebih tinggi," katanya.

Oleh karena itu, ia membuat cabai kering dan chili oil. Hingga saat ini dua jenis produk buatannya tersebut sudah dipasarkan hingga ke luar kota.

Harga cabai kering saat ini dijual Rp300.000-400.000 per kilogram, sedangkan harga Chili oil per 150 gram Rp30.000.

"Kalau di Boyolali belum banyak yang beli. Kebanyakan malah dari luar kota, seperti Jakarta, Semarang, Surabaya," katanya.

Meski demikian, dikatakannya, saat ini penjualannya terus meluas karena peminatnya makin banyak.

"Kebanyakan yang suka malah anak-anak muda di kota-kota besar," kata perempuan berusia 59 tahun tersebut.

Ia berharap produknya tersebut makin banyak diminati oleh pasar sehingga ia bisa ikut mewadahi hasil panen para petani sekitar.

"Kami sudah aktif membuatnya dalam sepuluh tahun terakhir ini," katanya.

Baca juga: BI Jateng: Cabai kering dan pasta bawang mampu kendalikan inflasi