Semarang (ANTARA) - Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana melakukan panen raya jagung bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) di lahan seluas 578 hektar di Desa Tegalsumur, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan, Jateng, Selasa.
Produktivitas lahan yang ditanami jagung tersebut mencapai 8 sampai 10 ton per hektare sehingga total jumlah produksi bisa sampai 4.624 - 5.780 ton.
"Ini juga berkaitan dengan kebijakan Presiden terkait swasembada pangan. Beliau menyampaikan untuk menghentikan impor beberapa komoditas pangan. Antara lain beras, jagung, garam, dan gula," katanya.
"Tambahan produksi ini memperkuat Jateng sebagai salah satu provinsi lumbung pangan, (berupa, red.) padi dan jagung," tambahnya.
Ia menyebutkan bahwa di Kabupaten Grobogan terdapat 13 Kelompok Usaha Perhutanan Sosial, yang mengerjakan lahan seluas 3.950 ha.
Kelompok usaha tersebut mendapat dukungan modal dari PT. BPR BKK Purwodadi yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi dan peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengelola sumber daya alam.
Hasil panen jagung tersebut langsung ditampung oleh industri, yakni PT. Japfa Comfeed Indonesia, PT. Mulia Harvest Agritech, PT. CJ Feed and Care, dan PT. Malindo Feedmill, dengan nilai Rp20,49 miliar.
Ia berharap panen raya jagung tersebut menjadi motivasi untuk mewujudkan swasembada pangan dan menjaga laju inflasi.
"Saya harap ini menjadi motivasi dan pendorong untuk lebih baik. Saya minta sinergitas dan keterpaduan pemerintah, petani, dan pengusaha terus ditingkatkan, agar produktivitas (tanaman pangan, red.), seperti jagung meningkat," katanya.
Menurut dia, panen raya jagung tersebut merupakan tindak lanjut dari program New Food Suplay Chain pada komoditas beras, jagung dan cabai yang telah dikukuhkan tanggal 1 November 2024 lalu dalam acara "Jateng Inspiring Economic Effort Award".
Program tersebut, kata dia, diharapkan menjadi solusi, baik bagi petani, industri maupun masyarakat.
Bagi petani, program tersebut akan membantu mendapat kepastian pasar dan harga, sementara bagi pengusaha dan masyarakat akan mendapat kepastian pasokan dan harga komoditas yang terjangkau karena rantai distribusinya yang pendek.
Dengan harga yang terjangkau, Nana mengatakan, pemerintah dapat mengendalikan angka inflasi.
Sementara itu, Bupati Grobogan Sri Sumarni menambahkan bahwa penanaman jagung oleh petani dilakukan dengan sistem methuk.
Jadi, sebelum dipanen, petani sudah menanam bibit baru sehingga masa panennya bisa lebih banyak.
"Pemkab Grobogan dan PT BPR BKK Purwodadi berkomitmen mendampingi sektor pertanian hulu-hilir, dari tanam sampai penjualan," katanya.
Baca juga: Pemerintah bantu 3.003 petani Jepara yang puso