Purwokerto (ANTARA) - Perum Bulog Cabang Banyumas menyosialisasikan perubahan harga pembelian pemerintah (HPP) serta rafaksi harga gabah dan beras kepada petani di wilayah eks Keresidenan Banyumas yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah.

"Sosialisasi terkait Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 2 Tahun 2025 tentang Perubahan Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras terus kami lakukan mengingat masa panen raya di wilayah Banyumas Raya diperkirakan berlangsung pada akhir Februari hingga April," kata Pemimpin Perum Bulog Cabang Banyumas Prawoko Setyo Aji di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.

Dalam hal ini, kata dia, sosialisasi kepada petani tersebut dilakukan melalui gabungan kelompok tani (gapoktan) di beberapa wilayah termasuk Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas.

Menurut dia, sosialisasi tersebut mendapat sambutan positif dari petani karena pemerintah dinilai lebih siap dalam melakukan penyerapan gabah dan beras hasil panen petani dengan menginformasikan HPP pada awal tahun, bahkan jauh sebelum masa panen raya.

"Kami juga berencana untuk menyosialisasikan HPP baru ini dengan memasang spanduk di sejumlah lokasi, masih dalam proses," katanya.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga mulai merekrut mitra kerja yang akan terlibat dalam penyerapan gabah dan beras hasil panen petani di wilayah eks Keresidenan Banyumas.

"Saat ini masih proses pendaftaran dan akan dilanjutkan dengan verifikasi," katanya.

Lebih lanjut mengenai harga pembelian pemerintah yang berlaku mulai tanggal 15 Januari 2025 itu, Prawoko mengatakan HPP untuk gabah kering panen (GKP) di tingkat petani dengan kadar air maksimum 25 persen dan kadar hampa maksimum 10 persen sebesar Rp6.500 per kilogram, sedangkan GKP di tingkat penggilingan dengan kadar air maupun hampa yang sama sebesar Rp6.700/kg.

Sementara untuk gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan dengan kadar air maksimum 14 persen dan kadar hampa maksimum 3 persen sebesar Rp8.000/kg, sedangkan GKG di Gudang Perum Bulog dengan kadar air dan hampa yang sama sebesar Rp8.000/kg.

Menurut dia, HPP terhadap beras kualitas medium di Gudang Bulog dengan derajat sosoh minimum 100 persen, kadar air maksimum 14 persen, butir patah maksimum 25 persen, dan butir menir maksimum 2 persen sebesar Rp12.000/kg.

"Keputusan Kepala Bapanas itu juga mengatur rafaksi harga GKP di tingkat petani maupun penggilingan yang kualitasnya di bawah gabah kering panen yang dibeli pemerintah dengan harga Rp6.500/kg di petani maupun Rp6.700/kg di penggilingan," katanya.

Dalam hal ini, kata dia, HPP GKP di tingkat petani untuk gabah dengan kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa 11-15 persen sebesar Rp6.200/kg, HPP GKP di tingkat petani dengan kadar air 26-30 persen dan kadar hampa maksimum 10 persen sebesar Rp6.075/kg, serta HPP GKP di tingkat petani dengan kadar air 26-30 persen dan kadar hampa 11-15 persen sebesar Rp5.750/kg.

Sementara untuk HPP GKG di penggilingan untuk gabah dengan kadar air maksimum 25 persen dan kadar hampa maksimum 11-15 persen sebesar Rp6.400/kg, HPP GKG dengan kadar air 26-30 persen dan kadar hampa maksimum 10 persen sebesar Rp6.275/kg, serta HPP GKG dengan kadar air 26-30 persen dan kadar hampa 11-15 persen sebesar Rp5.950/kg.


Baca juga: Bulog Jateng siap optimalkan penyerapan gabah dan beras petani