Purwokerto (ANTARA) - Pelaksana Harian (Plh) Bupati Banyumas, Jawa Tengah, Dwi Asih Lintarti mengharapkan pameran bursa kerja, Banyumas Job Fair 2025, dapat mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di kabupaten itu.
"Job fair ini bukan sekadar ajang pertemuan antara pencari kerja dan perusahaan saja, juga sebuah langkah strategis dalam membangun ekonomi lokal," katanya saat membuka kegiatan Banyumas Job Fair 2025 di Purwokerto, Rabu.
Ia mengatakan pameran bursa kerja tersebut diikuti 80 perusahaan yang terdiri atas 54 perusahaan mengikuti kegiatan secara luring dan 26 perusahaan secara daring. Perusahaan-perusahaan tersebut berasal dari berbagai sektor usaha di antaranya kesehatan, pendidikan, retail, perhotelan, perbankan, dan sebagainya.
Pameran bursa kerja tersebut menyediakan 8.601 lowongan pekerjaan yang terdiri atas 264 formasi pekerjaan.
"Saya harap seluruh formasi atau lowongan yang disediakan di job fair ini bisa terisi," kata Lintarti yang juga Wakil Bupati Banyumas.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinnakerkop UKM) Kabupaten Banyumas Wahyu Dewanto mengatakan beberapa perusahaan yang mengikuti pameran bursa kerja tersebut memberikan layanan seleksi secara langsung bagi pencari kerja.
Ia mengharapkan dari 8.601 lowongan pekerjaan yang terdiri atas 264 formasi pekerjaan yang disediakan dalam bursa kerja yang digelar pada 26-27 Februari 2025 tersebut dapat terisi minimal 50 persen.
"Kalau bisa tercapai 50 persennya, itu sudah bagus. Artinya selama beberapa bulan ke depan, kami masih memantau, jadi tidak hanya hari ini, tapi kita masih memantau pergerakan dari hubungan pencarian kerja antara pemberi pekerjaan dan para pencari kerja," katanya.
Ia mengakui jumlah pencari kerja di Kabupaten Banyumas setiap tahunnya mencapai kisaran 14.000-15.000 orang, sedangkan jumlah pengangguran berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga akhir tahun 2024 mencapai 58.000 orang.
Namun, kata dia, data tersebut tidak mencantumkan nama dana alamat yang bersangkutan, sehingga pihaknya tidak bisa melacak nama dan alamat warga Banyumas yang masuk dalam data pengangguran itu.
"Oleh karena itu kami kemarin di akhir 2024 melakukan jalan pintas untuk bisa mendata sebenarnya jumlah pengangguran di Banyumas yang riil berapa sih," katanya.
Dalam hal ini pihaknya bekerja sama dengan seluruh camat di Kabupaten Banyumas untuk menggerakkan perangkat desa/kelurahan guna mendata jumlah pengangguran secara langsung ke RT/RW dengan menggunakan formulir yang telah disediakan.
Berdasarkan pendataan tersebut, pihaknya bisa mendapatkan angka pengangguran 53.000 orang yang sudah diketahui nama beserta alamatnya, termasuk kualifikasi umur dan sebagainya.
"Bahkan, kita juga bisa mendata potensi-potensi apa yang ada di masing-masing desa/kelurahan yang bisa dihubungkan ke arah situ," katanya.
Bahkan jika disandingkan dengan data kemiskinan dari Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsospermades) Kabupaten Banyumas, kata dia, ditemukan angka sekitar 23.000 orang baik yang miskin ekstrem maupun menganggur.
Pihaknya sedang mengintervensi pengangguran itu dengan berbagai cara, salah satunya melalui pameran bursa kerja tersebut. "Cuma dengan momentum job fair ini 'kan kita tidak bisa menghalangi pencari kerja yang berasal dari luar Banyumas," katanya.
Terkait dengan hal itu pihaknya menggunakan cara lain seperti melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan di Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Banyumas yang menyediakan empat kejuruan, yakni servis ponsel, pelatihan las, automotif, dan menjahit maupun pelatihan-pelatihan yang lain.