Dua orang korban di antaranya Eksan (19) dan Slamet (23) keduanya warga Wonosobo mengalami luka serius dan harus menjalani perawatan intensif di RSI Wonosobo.

         Korban Eksan warga Desa Seprih, Kecamatan Kalikajar, mengalami luka bacok pada bagian perut sebelah kanan dan punggung bawah, Slamet mengalami luka lebam di beberapa bagian tubuhnya akibat pemukulan.

         Lima korban lain masing-masing Ginam (20), Enal (23), Simis (27), Boreh (25), dan Rohmat (28) warga Kecamatan Kalikajar, Wonosobo mengalami luka ringan.

         Seorang saksi Agus Priyo Yuliyanto mengatakan kejadian bermula ketika Eksan mendorong "angkong" melintasi jalan raya di kawasan proyek tersebut secara tidak sengaja ditabrak oleh truk yang mengangkut massa kampanye. Tidak ditolong, Eksan justru diteriaki oleh massa dari dalam truk.

         "Massa kemudian turun dan menganiaya Eksan," katanya.

         Ia mengatakan massa tidak hanya menganiaya Eksan, tetapi juga menganiaya pekerja lainnya. Sebanyak 30 pekerja CV Karya Prima tersebut kemudian lari tunggang langgang ke tengah kampung terdekat untuk menyelamatkan diri.

         "Kami sempat diselamatkan oleh polisi. Tetapi waktu kami lari ke tengah kampung, masih dikejar juga," katanya.

         Setelah massa pergi, katanya, para pekerja kemudian mengevakuasi rekannya yang mengalami luka-luka akibat kejadian tersebut. Seluruh korban kemudian dilarikan ke Wonosobo untuk mendapatkan pertolongan medis.

         "Lima korban rawat jalan, sedangkan dua korban harus rawat inap di RSI Wonosobo," katanya.

         Agus didampingi Direktur Utama CV Karya Prima, Heru, melaporkan kasus penganiayaan ke Polres Temanggung.

         "Kami berharap persoalan ini dapat diselesaikan secara hukum," katanya.

         Heru mengatakan untuk sementara proyek pelebaran jembatan di jalur Temanggung-Kendal ini dihentikan akibat kejadian tersebut.

         "Sebagian korban harus menjalani perawatan. Kami tunggu sampai keadaan membaik, baru kami mulai lagi," katanya.