Tokoh PPP : Romi dan Kawan-Kawan Trjebak Skenario Keliru
Senin, 13 Oktober 2014 17:40 WIB
"Mereka tidak sabar dan terlalu terburu-buru," katanya yang menambahkan bahwa sesuai aturan partai, muktamar PPP digelar sesudah terbentuknya pemerintahan baru atau setelah pelantikan Jokowi-JK pada 20 Oktober 2014.
Kalau digelar muktamar tanggal 15 Oktober 2014, kata dia, berarti langkahnya terburu-buru dan memperlihatkan terlalu besarnya ambisi untuk mendapatkan jabatan dari Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
Dia menyesalkan Romy dkk yang berani melanggar aturan konstitusi partai hanya demi mengejar jabatan. Dia mengingatkan Romy untuk belajar dari kesalahan yang pernah dilakukannya ketika mau melengserkan Suryadharma yang gagal karena tidak sesuai aturan yang ada.
"Jika Romy memecat SDA karena SDA dianggap melanggar, itu hanya bisa dilakukan dalam forum muktamar. Sementara pemecatan Romy sah oleh SDA dan kalau pun Romy ingin membela diri, maka dirinya akan diberikan kesempatan dan waktu dalam sebuah forum di muktamar untuk membela dirinya," katanya.
Mantan anggota Fraksi PPP itu juga mengkritik Romy yang mundur dari Koalisi Merah Putih (KMP).
"Ini yang dia lupa. Romy dkk melanggar aturan partai. Saya ini dulu berseteru dengan SDA dan pernah mencoba melengserkan dia, tapi karena tidak sesuai aturan ya tidak bisa," katanya.
Menurut dia, Romy tidak belajar dari pengalamannya itu. "Ini juga yang mendorong saya untuk turun ke bawah guna meluruskan hal-hal yang bengkok-bengkok ini. Kita enggak mau konstitusi partai ditabrak seenaknya," katanya.
Pewarta : Antaranews
Editor:
Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2025