Logo Header Antaranews Jateng

Diskualifikasi PSIS, Wali Kota Minta Kebijaksanaan

Rabu, 29 Oktober 2014 18:12 WIB
Image Print
ilustrasi
"Jadi 'eman-eman' (disayangkan, red.). Artinya, perjalanan dari awal melihat persiapan PSIS, timnya semakin hari semakin matang. Sudah lolos semifinal, kurang satu tahap," katanya di Semarang, Rabu.

Akan tetapi, kata dia, karena strategi keliru atau emosi yang tidak bisa diredam membuat PSIS harus didiskualifikasi dari babak delapan besar Kompetisi Sepakbola Divisi Utama Liga Indonesia 2014.

Hal itu diungkapkan Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi, usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT KAI Daops IV dan Kejari Semarang tentang bantuan hukum di Gedung Lawang Sewu, Semarang.

"Saya merencanakan dengan Kepala Dinas Pemuda, Sosial, dan Olahraga (Disospora) dalam 1-2 hari ini akan ke Jakarta. Kemungkinan akan mampir ke PSSI untuk menanyakan apakah diskualifikasi sudah final," katanya.

Seandainya belum final, kata dia, barangkali ada kebijaksanaan lain atas sanksi yang bisa diberikan pada PSIS, semisal didenda atau dikenai sanksi beberapa kali pertandingan tanpa adanya penonton.

Hendi menilai sanksi denda atau pertandingan tanpa penonton lebih bijaksana diberikan, ketimbang harus didiskualifikasi yang membuat seolah-olah perjalanan dari awal sampai sekarang tidak dihargai.

"Saya 'pengin' klarifikasi, sekaligus meminta kebijaksanaan kepada Komdis PSSI. Walaupun, saya tidak tahu berhasil atau tidak hukuman diskualifikasi diubah dengan hukuman yang lainnya," katanya.

Dari pihak manajemen PSIS, kata dia, sudah menyampaikan laporan dalam dua hari ini untuk menjelaskan kondisi tersebut yang akhirnya justru membuat PSIS didiskualifikasi karena dinilai tidak sportif.

"Kalau 'ga' nanti (29/10) sore, ya besok (30/10) ke Jakarta, bisanya ketemu kapan. Kami menyampaikan keinginan warga Kota Semarang. Nantinya, tergantung hasil dari Jakarta (bertemu PSSI)," katanya.

Jika ternyata diskualifikasi sudah final, Hendi mengakui sanksi itu menjadi pembelajaran yang berat bagi PSIS yang menegaskan jangan sampai pertandingan olahraga dinodai oleh ketidak-sportifan.

Pertandingan babak delapan besar kompetisi sepak bola Divisi Utama PSIS melawan PSS Sleman, Minggu (26/10), ditandai kejadian lima gol bunuh diri dan kedudukan akhir pertandingan 3-2 untuk PSS Sleman.

Atas kejadian pada pertandingan untuk menentukan juara grup yang maju babak empat besar itu, Komdis PSSI di Jakarta, Selasa (28/10) memutuskan dua klub, yakni PSS Sleman dan PSIS didiskualifikasi.

PSIS menyatakan menerima dan menghormati keputusan Komdis PSSI yang memberi sanksi diskualifikasi dari keikutsertaannya pada babak delapan besar Divisi Utama Liga Indonesia 2014.

"Hukuman itu memang terlalu berat tetapi kami menerima dan menghormati keputusan tersebut karena kita merupakan bagian dari PSSI," kata CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi. ***1***

Pewarta :
Editor: hernawan
COPYRIGHT © ANTARA 2025