Logo Header Antaranews Jateng

SBY: Utang Indonesia ke IMF Lunas Tahun 2006

Selasa, 28 April 2015 13:58 WIB
Image Print
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) berjabat tangan dengan presiden ke-7 RI Joko Widodo. (ANTARAFOTO/Nyoman Budhiana)
Susilo Bambang Yudhoyonopopuler dengan singkatan SBYmelalui dinding FB-nya menuliskan, Saya terpaksa menanggapi dan mengoreksi pernyataan Presiden Jokowi menyangkut utang Indonesia ke IMF. Kemarin, tanggal 27 April 2015, harian Rakyat Merdeka memuat pernyataan Pak Jokowi yang intinya adalah Indonesia masih pinjam uang sama IMF, demikian tulisan yang terdapat di dinding FB-nya, Selasa (28/4).

Lebih lanjut SBY notabene Ketua Umum DPP Partai Demokrat menuliskan, Berarti kita masih punya utang kepada IMF. Maaf, demi tegaknya kebenaran, saya harus mengatakan bahwa seluruh utang Indonesia kepada IMF sudah kita lunasi pada tahun 2006. Keseluruhan utang Indonesia terhadap IMF adalah 9,1 miliar dolar AS, jika dengan nilai tukar sekarang setara dengan Rp117 triliun, dan pembayaran terakhirnya kita lunasi pada tahun 2006, atau 4 tahun lebih cepat dari jadwal yang ada. Sejak itu, kita tidak lagi jadi pasien IMF.

Ibassapaan akrab Edhie Baskoro Yudhoyonopun berkicau melalui Twitter, kemudian dia sebar luarkan kepada media dalam bentuk rilis, termasuk Antara Jateng, dengan judul Ibas: Pak Presiden, Mohon Jangan Keliru Keluarkan Statement Utang IMF pada Era SBY!

Melalui Twitter, Ibas menyampaikan agar Presiden Jokowi tidak mengeluarkan pendapat terkait utang IMF sebelum mendapatkan informasi yang akurat. "Apakah Pak Jokowi keliru mendapatkan informasi? Polemik mengenai utang IMF sudah sangat jelas diselesaikan pada era Presiden SBY. Indonesia sudah melunasi semua utang kepada IMF pada tahun 2006, lebih cepat empat tahun dari jadwal pelunasan yang ditetapkan.

Ibas yang juga Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI menekankan, Pemerintahan saat ini seharusnya tidak perlu khawatir terkait dengan utang IMF karena beban utang IMF tersebut sudah dilunasi Indonesia saat masa pemerintahan Presiden SBY.

"Saya berharap tidak ada kesan seolah-olah pemerintahan Jokowi terbebani utang IMF pemerintahan sebelumnya. Justru seharusnya pemerintahan Jokowi berterima kasih karena utang IMF telah dilunasi, bahkan ekonomi Indonesia tumbuh pesat dan menjadi bagian ekonomi dunia," kata Ibas.

Lebih lanjut Ibas menguatkan alasan SBY mempercepat pelunasan utang IMF itu. "Saat SBY menjabat, ekonomi Indonesia tumbuh relatif tinggi, sektor riil bertumbuh, fiskal aman, dan cadangan devisa kuat,"jelas Ibas.

Dengan demikian, lanjut Ibas, Indonesia tidak lagi didikte dan minta persetujuan kepada IMF dan negara-negara donor (CGI) dalam pengelolaan ekonomi, termasuk penyusunan APBN.

"Jadi, berkat pemerintahan SBY lah, rakyat Indonesia tidak lagi berutang kepada IMF dan juga bebas dari trauma masa lalu sehingga bisa lebih berdaulat menentukan perekonomiannya sendiri " kata Ibas.

Pewarta :
Editor: Kliwon
COPYRIGHT © ANTARA 2025