Logo Header Antaranews Jateng

MUI Riau Ajak Warga Shalat Istisqa Minta Hujan

Minggu, 13 September 2015 13:53 WIB
Image Print
Ilustrasi - Shalat minta hujan (istisqa) di lapangan.(FOTO ANTARA/Feri Purnama)
Ketua MUI Riau Nazir Karim di Pekanbaru, Minggu, mengatakan ia mengundang Ormas Islam, instansi pemerintah maupun swasta, lembaga pendidikan, pengurus Masjid, Majelis Taklim, organsasi kepemudaan, tokoh masyarakat, mubaligh, mahasiswa dan seluruh kaum Muslimin dan Muslimat untuk hadir dalam pelaksanaan Shalat Istisqa.

Shalat mohon diturunkannya hujan itu akan digelar pada Selasa, 15 September 2015 pukul 07.30 WIB di halaman Kantor Gubernur Riau, Pekanbaru. Khatib pada kegiatan tersebut akan diisi oleh Ustad DR. H. Dasman Yahya. Dianjurkan warga yang hadir menggunakan pakaian sederhana berwarna putih putih.

"Sehubungan dengan musibah kabut asap dan kemarau panjang saat ini, kami mengajak ummat untuk banyak beristighfar, puasa sunat, berdoa dan amal sholeh lainnya," ujar Nazir Karim dalam pernyataan persnya.

Dalam rangka melaksanakan Shalat Istisqa ini, MUI juga menghimbau agar kaum Muslimin menyadari sepenuh hati bahwa kekeringan akibat tidak turunnya hujan ini merupakan musibah dan teguran dari Allah SWT.

Untuk itu MUI mengimbau kepada warga Riau untuk memperbanyak istighfar kepada Allah dan bertaubat padaNya atas segala dosa yang pernah diperbuat.

MUI juga mengajak warga Riau agar beramai ramai melaksakan shalat Istisqa di lapangan terbuka dengan dipimpin oleh imam yang tawadhu dan fashih. Shalat Istisqa ini pelaksanaannya dua rakaat seperti Salat Ied diiringi khutbaah khusus yang diakhiri dengan doa khusus Istisqa dengan tata cara yang disyariatkan agama.

"Semoga Allah SWT melimpahankan rahmatNya dengan turunnya hujan yang membawa nikmat bagi hamba hamba-Nya, Amin," ujarnya.

Hingga kini kebakaran lahan dan hutan masih terus terjadi di Sumatera, terutama di tiga daerah yakni Jambi, Sumatera Selatan dan Riau. Asap pekat akibat kebakaran terus menyelimuti Riau dan mengganggu aktivitas masyarakat terutama di sektor penerbangan dan pendidikan karena asap sudah dalam level berbahaya.

Pewarta :
Editor: Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024