Logo Header Antaranews Jateng

Kampanye Antikekerasan Perempuan Lewat Pentas Wayang Serangga

Minggu, 29 November 2015 14:01 WIB
Image Print
Pentas "Wayang Serangga" dengan dalang Sih Agung Prasetyo pada "Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan" di halaman Kantor Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Minggu (29/11). (Hari Atmoko/dokumen).
Pada pementasan di halaman Kantor Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang tersebut, dalang wayang dari Komunitas Lima Gunung Sih Agung Prasetyo memainkan wayang kulit yang berwujud sejumlah serangga, seperti belalang, gangsir, lalat, semprang, semut, dan wereng.

Ratusan orang, baik laki-laki, perempuan, maupun anak-anak, menghadiri kegiatan yang merupakan rangkaian dari peringatan "Kampanye 16 Hari Antikekerasan terhadap Perempuan" mulai 25 November hingga 10 Desember 2015 untuk pementasan berdurasi singkat tersebut.

Melalui dialog antartokoh wayang serangga dalam pementasan itu, dalang Sih Agung antara lain menjelaskan tentang pentingnya kampanye antikekerasan terhadap perempuan, penghargaan terhadap martabat perempuan, persoalan usia perkawinan, dan upaya membangun keluarga yang harmonis.

Berbagai figur wayang serangga yang dimainkan dalang Sih Agung adalah karya seniman petani dari kawasan Gunung Merapi-Merbabu di Dusun Keron, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Sujono.

Hadir pula pada kesempatan itu, antara lain Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana Pemerintah Kabupaten Magelang Wulandari Camat Muntilan Jawawi dan budayawan Komunitas Lima Gunung Sutanto Mendut.

Ketua Sahabat Perempuan, LSM di Kabupaten Magelang yang bergerak dalam perlindungan perempuan, Wariyatun menjelaskan tentang pentingnya kampanye tersebut yang untuk menggalang solidaritas berdasarkan kesadaran bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia.

Selain itu, kata dia, mendorong kegiatan bersama untuk menjamin perlindungan yang lebih baik bagi para perempuan korban kekerasan yang sudah mampu melampaui pengalaman buruk dalam hidupnya.

"Kami juga mengajak semua orang untuk turut terlibat aktif, sesuai dengan kapasitasnya, dalam upaya penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan," katanya.

Ia menjelaskan pemerintah berkomitmen dalam pelindungan terhadap perempuan korban kekerasan, khususnya kekerasan seksual. Akan tetapi, tidak semua kasus kekerasan itu dapat terdokumentasi dengan baik.

Data yang masuk ke Sahabat Perempuan, ujarnya, hingga Oktober 2015, terdapat 23 kasus kekerasan seksual yang semua menimpa anak perempuan.

Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak Bapermaspuan dan KB Pemkab Magelang Wulandari mengemukakan tentang pentingnya perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan.

"Supaya terus disosialisasikan pentingnya perlindungan terhadap perempuan, dapat berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk pemberantasan tindak kekerasan terhadap perempuan, supaya segenap masyarakat memberikan perlindungan terhadap perempuan," katanya.

Kampanye antikekerasan terhadap perempuan di daerah itu, antara lain juga ditandai dengan gerak jalan santai melewati sejumlah ruas jalan di Muntilan, kecamatan paling ramai di Kabupaten Magelang, orasi budaya, pentas tarian kontemporer gunung bernama "Jingkrak Sundang" dengan para penari dari Sanggar Saujana Keron.


Pewarta :
Editor: Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024