Logo Header Antaranews Jateng

Kolaborasi "Food and Fashion" Ala Hotel Star Semarang

Kamis, 13 Oktober 2016 06:38 WIB
Image Print
Seorang model berlenggak-lenggok memamerkan busana rancangan desainer Riani bertemakan "Shibori dan Jumputan", di tengah-tengah para pengunjung yang menikmati santap siang di Hotel Star Semarang, Jawa Tengah, Rabu (12/10). Foto: Zuhdiar Laeis/ANTARAJ

Semarang, Antara Jateng - Desainer asal Solo, Riani, meyakini tren "fashion" tahun depan bakal mengarah ke penggunaan bahan dari kain shibori dari Jepang atau kain jumputan dari Solo, Jawa Tengah.

   "Meski berasal dari Jepang, kain shibori sebenarnya sudah dikenal sejak 10 tahunan lalu di Tanah Air, tetapi dua tahun belakangan ini mulai 'booming'," katanya di Semarang, Rabu.

   Hal itu diungkapkan desainer kelahiran Solo, Jawa Tengah, 26 Juni itu di sela pergelaran "fashion show" atas karya-karya terbarunya bertema "Shibori dan Jumputan" di Hotel Star Semarang.

   Para model terlihat berlenggak-lenggok di antara meja-meja pengunjung yang tengah menikmati makan siang di hotel itu dengan berbagai pakaian rancangan Riani yang mengadopsi shibori dan jumputan.

   Shibori adalah teknik pewarnaan kain dengan celup ikat tradisional dari Negeri Matahari Terbit, sementara jumputan adalah teknik pemberian motif kain dengan celup ikat tradisional dari nusantara.

   Setidaknya ada 26 koleksi terbaru Riani yang ditampilkan, mulai "dress", celana, "outer" (baju luaran), hingga blus yang memadukan berbagai warna, seperti "pink", oranye muda, biru, dan ungu.

   Dari semua koleksi "fashion" terbaru yang ditampilkannya juga memiliki pola asimetris atau tidak beraturan yang sampai sekarang ini masih menjadi andalan pemilik merek "Reeanee" itu.

   "Shibori dan jumputan memiliki filosofi yang sama. Sama-sama memakai teknik ikat. Makanya, saya padukan," kata desainer yang tergabung dalam Indonesian Fashion Chamber (IFC) Chapter Semarang-Jawa Tengah itu.

   Ia mengatakan kain shibori dan jumputan yang dipakai untuk rancangannya itu diprosesnya sendiri sehingga bebas menentukan tekstur dan motifnya, seperti garis, kotak, maupun "polka".

   "Kalau untuk kain jumputan, saya sudah beberapa kali tampilkan. Namun, untuk shibori memang baru kali ini. Saya melihat tren shibori dan jumputan akan menjadi 'booming'," katanya.

   Sementara itu, General Manager Hotel Star Semarang Benk Mintosih menjelaskan "fashion show" itu memang dikemas menjadi satu dengan promo "Express Lunch dari Sabang Sampai Peterongan".

   "Kolaborasi 'food and fashion' menjadi sajian baru bagi tamu di Hotel Star Semarang. Tamu tidak hanya menikmati makanan, namun juga memiliki referensi terbaru dalam hal 'fashion'," katanya.

   Bahkan, kata Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jateng itu, setiap bulannya di minggu kedua akan dihadirkan rancangan terbaru desainer-desainer Semarang secara bergantian.



Pewarta :
Editor: Mugiyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024