Logo Header Antaranews Jateng

Tim SAR Terjunkan Ekskavator untuk Cari Korban Longsor Karanganyar

Kamis, 1 Desember 2016 17:59 WIB
Image Print
Ekskavator dikerahkan untuk mencari korban longsor di Kabupaten Karanganyar, Kamis (1/12/2016). Foto: Bambang DM/ANTARAJATENG.COM
Karanganyar, Antara Jateng - Tim SAR gabungan menurunkan alat berat ekskavator untuk membantu pencarian dua korban hilang tanah longsor pada hari ketiga di Dukuh Segading Desa Bulu Rejo Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Kamis.

Tim SAR gabungan yang terdiri sukarelawan, Polri, TNI, dan ditambah warga setempat dalam pencarian dua korban selain menggunakan alat manual seperti cangkul, sekop, mesin diesel untuk menyemprot air, juga menurun alat berat ekskavator untuk mempercepat pengerukan meterial longsoran setinggi sekitar tiga meter di lokasi kejadian.

Namun, dua korban hilang yakni Daliyem (70) warga Tegalsari RT 1 RW 15 Bulu Rejo, Karangpandan dan Gito Simin (50) warga Sintru Kembang, Desa Doplang hingga sekitar pukul 16.00 WIB, belum ditemukan.

Bahkan, Polres Karanganyar yang juga mengerahkan anjing pelacak untuk mencari korban di lokasi tanah longsor juga belum membawa hasil.

Menurut Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar Nugroho, kegiatan pencarian dua korban hilang sudah memasuki hari ketiga dari awal kejadian tanah longsor, pada Selasa (29/11).

"Kami akan melakukan pencarian dua korban hilang hingga hari ketujuh setelah kejadian. Kami sudah menurunkan alat berat untuk mempercepat pengerukan tanah. Namun, korban belum ditemukan," ujar Nugroho.

Nugroho mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi setelah kegiatan pencarian korban hingga hari keempat pada Jumat (2/12), jika keduanya belum ditemukan.

"Kami akan koordinasikan dengan pihak keluarga korban. Pihak keluarga jika menerima, maka kami evaluasi apakah kegiatan pencarian akan dilanjutkan atau tidak," tuturnya
Menurut dia, SAR sebenarnya sudah menemukan kain jarit dan alat perontok padi milik korban pada hari kedua pencarian, tetapi hal itu, belum bisa menjadi petunjuk dimana posisinya.

"Kondisi tanah di lokasi masih labil, sehingga gerakan lonsoran masih sering terjadi," katanya.

Pewarta :
Editor: Zaenal A.
COPYRIGHT © ANTARA 2024