Logo Header Antaranews Jateng

Pimpinan Hizbullah Masuk Daftar Hitam di Arab Saudi dan Ameika Serikat

Sabtu, 20 Mei 2017 06:43 WIB
Image Print
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Sehari sebelum dia tiba di Arab Saudi, negaranya memasukkan ke daftar hitam terhadap Hashem Safieddine, seorang pemimpin berpengaruh kelompok Hibullah Muslim Syiah Lebanon yang merupakan sekutu dekat negara sai
Dubai, ANTARA JATENG - Arab Saudi, Jumat, memasukkan ke daftar hitam terhadap Hashem Safieddine, seorang pemimpin berpengaruh kelompok Hibullah Muslim Syiah Lebanon yang merupakan sekutu dekat negara saingan Arab Saudi di kawasan, Iran.

Departemen Keuangan Amerika Serikat juga menambahkan Safieddine ke dalam daftar hitam kontraterorisme pada Jumat, satu hari sebelum Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, tiba di kerajaan itu.

Saudi merupakan negara pertama yang dikunjungi Trump dalam lawatan internasional pertamanya sejak ia dilantik sebagai presiden AS pada Januari.

Trump diperkirakan akan membukukan kesepakatan bidang keamanan serta perdagangan dengan para pejabat Riyadh dalam kunjungannya di Saudi.

"Pemerintah Saudi hari ini menetapkan seorang pemimpin Hisbullah, yang bernama Hashem Safieddine," menurut laporan kantor berita negara Saudi, SPA.

Nama Safieddine dimasukkan ke dalam daftar hitam kontraterorisme laman Departemen Keuangan AS.

Safieddine bekerja untuk kepentingan Hisbullah di Timur Tengah dan menjadi penasihat soal pelaksanaan "operasi teroris" serta memberikan bantuan bagi rezim Suriah, kata SPA.

Safieddine adalah ketua dewan eksekutif Hisbullah, yang menjalankan kegiatan sosial dan ekonomi kelompok itu.

Hisbullah dianggap Washington sebagai organisasi teroris.

Kelompok itu dibentuk pada 1980-an untuk memerangi pendudukan Israel di Lebanon selatan, yang berakhir pada 2000.

Hisbullah saat ini berperang di Suriah bersama pasukan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, menghadapi para pemberontak yang didukung negara-negara Arab Sunni.

Arab Saudi dan negara-negara Arab di Teluk telah menyatakan Hisbullah sebagai organisasi teroris pada 2016. Mereka mengatakan akan menghukum siapa pun yang menjadi anggota, bersimpati dan membantu keuangan kelompok itu ataupun memberikan perlindungan kepada para anggotanya.

Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024