Perkemi kembalikan kejayaan kempo di Kota Magelang
Rabu, 17 Januari 2018 23:02 WIB
Pengurus harus bisa mengurus bukan 'ngrusuhi' (merepotkan, red.). Kekompakan harus dijalin demi keberhasilan. Kibarkan bendera kempo ke seluruh penjuru Magelang
Magelang (Antaranews Jateng) - Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia (Perkemi) Kota Magelang bertekad mengembalikan kejayaan cabang olahraga tersebut di kota setempat seiring dengan pelantikan kepengurusan untuk periode 2017-2021, Rabu malam.
Ketua Perkemi Kota Magelang Kholid Abidin di Magelang, Rabu malam mengatakan kempo di kota setempat harus bisa kembali menunjukkan prestasi, baik di tingkat regional maupun nasional.
"Dulu, Magelang termasuk dalam tim andalan Jawa Tengah untuk olahraga kempo. Banyak kenshi (atlet, red.) Magelang yang mendominasi di Jawa Tengah. Kami ingin mengembalikan masa jaya itu," ujar dia di sela pelantikan tersebut.
Cabang kempo sempat mengalami kejayaan di Kota Magelang sekitar 10-15 tahun yang lalu. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, mengalami kemunduran dan kurang diminati oleh generasi muda.
Kholid menerangkan kempo merupakan olahraga beladiri yang berbeda dibandingkan dengan cabang lainnya. Olahraga itu memiliki teknik goho (keras) dan yuho (lunak).
Selain itu, kempo juga sudah masuk dalam salah satu cabang yang dipertandingkan saat pekan olahraga daerah hingga nasional, sedangkan untuk SEA Games masuk salah satu olahraga ekshibisi.
"Tapi beberapa waktu terakhir, olahraga ini memang mengalami pasang surut. Salah satunya karena kesulitan pembibitan. Untuk itu, mulai kepengurusan baru ini, kita ingin melakukan pembibitan atlet sejak dini dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas," katanya.
Selain itu, perguruan-perguruan (dojo) kempo yang sudah ada namun tidak aktif akan kembali diaktifkan. Untuk sementara, dojo masih terpusat di Stadion Moch Soebroto Kota Magelang dengan jumlah pengurus 20 orang dan kenshi sekitar 40 orang.
Dalam skala terbatas, kempo Kota Magelang sempat mendulang prestasi pada Pekan Olahraga Kedu Pekalongan Banyumas (Dulongmas) 2015 dengan menempati peringkat kedua setelah Banyumas dan termasuk dalam salah satu penyumbang medali terbanyak, yakni masing-masing dua emas, perak, dan perunggu.
Ketua Perkemi Jawa Tengah Bambang Haryono menambahkan Kempo di Magelang muncul sekitar 1972 setelah Semarang dan Salatiga. Dia membenarkan jika Magelang sempat menjadi andalan olahraga itu untuk di Jawa Tengah.
"Magelang memang sering jadi juara dalam setiap lomba maupun kejuaraan. Makanya, kami sangat berharap agar pengurus Perkemi yang baru ini nanti bisa memotivasi yang lebih muda, serta memotivasi yang sudah tua untuk aktif kembali," katanya.
Menurut dia, keberhasilan pengurus diukur dari prestasi yang dihasilkan. Kunci keberhasilan ini adalah kekompakan dan komunikasi yang baik oleh pengurus, baik internal maupun eksternal.
"Pengurus harus bisa mengurus bukan 'ngrusuhi' (merepotkan, red.). Kekompakan harus dijalin demi keberhasilan. Kibarkan bendera kempo ke seluruh penjuru Magelang," katanya.
Pemerhati olahraga Magelang, Mayjend TNI (Purn) Sukardiyono, mengatakan untuk bisa mengembalikan kejayaan kempo dibutuhkan dukungan semua pihak.
"Jika prestasi menjadi tujuan utama dari olahraga ini, maka kuncinya adalah komitmen. Susun program secara terstruktur dan gunakan setiap kegiatan untuk promosi Kempo," katanya.
Dalam pelantikan itu, tampak hadir antara lain Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kota Magelang Jarwadi, mantan Ketua KONI Kota Magelang Slamet Santoso, perwakilan KONI Kota Magelang, perwakilan pengurus Perkemi Wonosobo, serta Sekda Kota Magelang yang juga tokoh kempo Kota Magelang Sugiharto. (hms)
Pewarta : Hari
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024