Logo Header Antaranews Jateng

Lahan pertanian bioreaktor Pati diusulkan dipatenkan

Jumat, 16 Februari 2018 00:09 WIB
Image Print
Calon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melihat bioreaktor di Desa Langse, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Kamis (15/2). Dia mengusulkan pengelolaan lahan pertanian dengan model terintegrasi dengan bioreaktor untuk dipatenkan. (Foto: Akhmad Nazaruddin Lathif)
Pati (Antaranews Jateng) - Calon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengusulkan lahan pertanian terintegrasi dengan bioreaktor di Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Jateng, untuk dipatenkan.

"Hal itu, merupakan temuan yang bagus dari warga desa," ujarnya ketika mengunjungi lokasi lahan pertanian terintegrasi dengan bioreaktor di Desa Langse, Kecamatan Margorejo, Pati, Kamis.

Ia menyampaikan, apresiasinya terhadap temuan tersebut, karena bisa memberikan manfaatkan yang cukup besar bagi masyarakat, khususnya petani.

Menurut dia, hasil karya dari komunitas yang mendukungnya sebagai gubernur tersebut tidak sekadar kampanye maupun mengajak masyarakat untuk memilih diirinya, melainkan lebih dari itu komunitas tersebut juga memiliki kerja yang nyata.

Kehadirannya ke Desa Langse tersebut, kata dia, dalam rangka melihat secara langsung karya anak bangsa yang sepatutnya mendapatkan perhatian serta agar masyarakat luas juga mengetahui bahwa ada karya yang luar biasa.

Suyanto (41), salah seorang pengelola lahan pertanian terintegrasi degan bioreaktor mengungkapkan, dirinya tidak sendiri dalam mengelola lahan pertanian ini, karena ada tiga orang yang ikut serta membantu.

Lahan seluas 1 hektare yang digunakan ini, kata dia, awalnya merupakan lahan yang tidak dimanfaatkan, kemudian disulap menjadi areal pertanian serta reaktor pengolah limbah hewan ternak menjadi pupuk organik serta biogas.

Kotoran ternak yang dipakai, merupakan kotoran ternak kelinci dari Tlogowungu.

Dalam sehari, kata dia, bisa menghasilkan satu karung plastik kotoran.

"Kotoran kelinci yang terkumpul, selanjutnya divermentasikan, kemudian dimasukkan ke dalam tangki selam," ujarnya.

Setelah jangka waktu tertentu, akan keluar cairan yang merupakan bahan untuk pupuk tanaman, kemudian keluar pula gas yang bisa dijadikan biogas untuk memasak serta untuk mengoperasikan mesin diesel untuk menghasilkan energi listrik.

Karena jangka panjang menjadi tempat percontohan, maka dibuatkan tujuh gasebo yang tersedia kran biogas yang bisa digunakan untuk memasak.

Alasan menggunakan kotoran kelinci, kata dia, ketika sudah berbentuk pupuk, tidak ada lalat yang mendekat.

"Berbeda dengan kotoran hewan ternak lainnya, biasanya banyak lalatnya," ujarnya.

Ia berharap, jangka panjang bisa mengajak masyarakat di Kabupaten Pati, khususnya di Kecamatan Margorejo.

Nantinya, kata dia, masyarakat bisa mengambil pupuk organik yang dihasilkan, baik dalam bentuk cair maupun padat karena keberadaan lahan pertanian terintegrasi dengan bioreaktor ini memang bertujuan untuk membantu pengembangan di bidang pertanian.

Kehadiran Ganjar Pranowo di Desa Langse tersebut sempat mendapatkan protes dari Bawaslu Pati, karena mengajak warga setempat untuk berfoto bersama sambil mengacungkan jari telunjuk yang merepresentasikan jika Ganjar merupakan calon nomor urut satu.

Ketua Bawaslu Pati Akhwan lantas menegur karena bukan ajang kampanye.

"Jika berkampanye, seharusnya ada pemberitahuan terlebih dahulu," ujarnya kepada Ganjar Pranowo yang sempat menanyakan waktunya berkampanye.

Selanjutnya, Ganjar mengajak warga berfoto bersama dengan gaya mengangkat lima jari.

Pewarta :
Editor: Wisnu Adhi Nugroho
COPYRIGHT © ANTARA 2024