Nasabah geruduk PD BKK Temanggung yang kolaps
Kamis, 19 April 2018 18:29 WIB
Mereka kembali mendatangi Kantor Pusat BKK Pringsurat di Jalan Hayam Wuruk Temanggung karena hingga sekarang puluhan miliar rupiah uang simpanan nasabah belum bisa dicairkan dan nasibnya tidak jelas.
Mereka datang di Kantor BKK Pringsurat dengan membentangkan tiga spanduk bertuliskan "Pantang menyerah sebelum uang rakyat kembali", "Hai..pemerintah daerah/provinsi, tolong kembalikan uang rakyat/uang nasabah", dan "Hai.. Pemerintah Daerah Temanggung/Provinsi Jawa Tengah, tolong kembalikan uang rakyat yang disimpan di BKK Pringsurat".
Para nasabah merasa kecewa karena Direktur BKK Pringsurat, Supriyadi atau perwakilan dari Provinsi Jawa Tengah tidak ada yang hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka hanya ditemui oleh Wakil Direktur BKK Pringsurat Ari Winda, Kabag Perekonomian Setda Temanggung Sunardi, dan Asisten II Sekda Temanggung Satwoko.
Saham Pemprov Jateng
"Kami sangat kecewa hanya ditemui perwakilan dari Pemkab Temanggung yang tidak memiliki kebijakan karena yang mempunyai kebijakan adalah Pemprov Jateng selaku pemegang saham terbanyak," kata nasabah BKK Pringsurat, Hidayat.
Ia menuturkan sebenarnya nasabah tidak akan minta uangnya dikembalikan semua saat ini, tetapi harus ada kepastian.
"Apalagi saat ini menjelang tanam tembakau, Lebaran, dan sebentar lagi mencarikan sekolah anak yang tentu membutuhkan uang untuk keperluan tersebut," katanya.
Pertemuan yang dimulai sekitar pukul 14.00 WIB hingga 16.30 WIB tersebut tidak membuahkan keputusan yang berarti.
Pada kesempatan tersebut Satwoko menyampaikan para nasabah untuk bersabar, karena BKK Pringsurat direncanakan bergabung dengan 19 BKK lain di Jawa Tengah sehingga modal BKK bertambah kuat.
"Mudah-mudahan mulai Mei 2018 bunga nasabah bisa dibayarkan dan untuk memastikan bahwa BKK Pringsurat masih beroperasional silakan secara bergiliran setiap hari melakukan pengawasan di sini," katanya.
Para nasabah yang semula memenuhi ruang pertemuan tersebut, satu per satu meninggalkan pertemuan karena tidak ada kepastian pencairan uang mereka.
Pewarta : Heru Suyitno
Editor:
Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024