Logo Header Antaranews Jateng

Syal lurik Gendong Kayu diminati hingga mancanegara

Senin, 3 September 2018 08:38 WIB
Image Print
Seorang pengrajin saat melakukan proses produksi di RT 04 RW 5 Mojosongo Jebres Solo, Senin (Foto:Bambang Dwi Marwoto)
  Solo (Antaranews Jateng) - Kerajinan syal berbahan tenun lurik Gedong Kayu produksi pengrajin asal Griya Tiara Ardi Mojosongo Kecamatan Jebres Solo dimintai hingga ke mancanegara.

Seorang pengrajin tenun lurik Katarina Oktaviani Putri (21) warga RT 04 RW 5 Mojosongo Solo, Senin, mengatakan dirinya menekuni kerajinan syal dan fashion berbahan dasar kain tenun lurik Gendong Kayu yang belum terlalu dikenal oleh masyarakat.

Menurut Katarina Oktaviani Putri, kerajinan produksinya yang sudah dijual sampai ke mancanegara yakni syal atau sering disebut sleyer. Syal ini, sehelai kain yang dipakai di leher, kepala atau pundak dengan tujuan fashion atau alasan religius. Syal juga digunakan sebagai pelengkap gaya baik kasual maupun formal, diikat di leher, diselempangkan di bahu, dan dibentuk pita leher.

Selain itu, kata Katarina, kerajinan jenis lain yang diproduksi antara lain tas, sandal, sepatu, kalung, anting, kipas, dan payung yang semuanya berbahan tenun lurik Gendong Kayu. ? ? ?

"Syal produksinya sudah sampai di pasar Malaysia, Polandia, dan Inggris, sedangkan produk lainnya masih di pasar lokal antara lain Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi," kata Katarina yang mengaku masih kuliah di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta jurusan Desain Grafis itu.

Menurut dia, mulai menekuni kerajinan berbagai jenis berbahan lurik tersebut sejak 2014 hingga sekarang. Awalnya hanya hobi dan sekarang ditekuni karena memiliki nilai ekonomi yang dapat menambah penghasilan keluarga.

"Saya cara pemasaran dengan online, dan mengikuti pameran-pameran inacraft yang diadakan Dinas Pariwisata, Dinas Perdagangan dan Koperasi," katanya.

Menyinggung soal harga, kata dia, bervariasi tergantung jenis kerajinan. Namun, harga kerajinan tenun lurik itu, dijual mulai dari Rp15.000 per buah hingga Rp350 ribu per buah.

"Kemampuan kami berproduksi rata-rata bisa mencapai 3.000 buah per bulan, sedangkan omzet hampir sama dengan produksi," katanya.

Dia mengatakan melalui UMKM produksinya dengan diberikan merk "Oppu Label.CO" ?dalam bentuk syal dan fashion. Dengan kerajinan lurik, pihaknya selain ikut melestarikan budaya warisan juga mengenalkan masyarakat baik lokal maupun luar negeri kain lurik gendong kayu tidak kalah dengan tenun-tenun jenis lainnya. 

Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024