Logo Header Antaranews Jateng

Produk kerajinan berbahan baku koran dimintai pasar

Jumat, 23 November 2018 16:28 WIB
Image Print
Nares, seorang perajin di Kota Solo dengan beberapa barang yang diproduksinya. (Foto: Aris Wasita)
Untuk memastikan kerajinan tersebut terbentuk dengan baik, saya beri lem kayu dan kemudian diplitur. Ini untuk memastikan barang tersebut kaku, tahan panas, dan tahan air
Solo (Antaranews Jateng) - Kerajinan tangan berbahan baku kertas koran buatan salah satu pelaku usaha kecil di Kota Solo Kristanti Nareswari mulai diminati pasar.
     
"Untuk pemasarannya sudah sampai di beberapa daerah di Indonesia, di antaranya Kalimantan, Bali, dan Sulawesi," katanya saat ditemui di rumahnya di Jalan Srigunting V, Kampung Gremet, Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta, Jumat.
     
Ia mengatakan pernah ada juga beberapa konsumen yang membawa barang produksinya untuk dijual di Australia tetapi jumlahnya belum banyak.
     
Ia menceritakan awal melakukan produksi karena untuk mengisi waktu luang.
     
"Kebetulan saat itu saya sedang hamil dan mengisi waktu luang dengan belajar membuat kerajinan tangan berbahan baku kertas koran ini. Saya belajar secara otodidak dari 'Facebook'," katanya.
     
Ia mengatakan untuk cara produksinya adalah kertas koran digunting memanjang dan untuk satu lembarnya dibagi beberapa bagian.
     
Selanjutnya, masing-masing bagian digulung kecil sebesar diameter lidi.

Ia mengatakan gulungan-gulungan kertas tersebut dirangkai dan dibentuk menjadi berbagai macam produk, di antaranya tas kecil, tempat tisu, tempat toples, vas bunga, dan keranjang air mineral kemasan gelas.
     
"Untuk memastikan kerajinan tersebut terbentuk dengan baik, saya beri lem kayu dan kemudian diplitur. Ini untuk memastikan barang tersebut kaku, tahan panas, dan tahan air," katanya.
     
Dalam produksinya, ia dibantu suami, sedangkan dalam satu bulan bisa membuat sekitar 25 barang. 
     
"Sebetulnya saya ingin bisa memproduksi lebih dari itu karena sekarang kan makin banyak yang membeli, tetapi kendalanya saya masih kesulitan mencari orang yang bisa ikut memproduksi barang ini karena memang agak sulit produksinya," katanya.
     
Pemilik Setyo Handmade ini mengatakan untuk satu barang dijualnya dengan harga sekitar Rp100.000-250.000. 
     
Mengingat masih terbatasnya kapasitas produksi, ia belum berani menjual barang melalui "market place".
     
"Kalau menjual lewat 'market place' kan harus ada 'ready stock', sedangkan saya belum bisa. Jadi saat ini jualnya masih di Instagram dan grup Whatsapp. Dari penjualan ini saya bisa dapat omzet sekitar Rp5 juta/bulan," katanya.
 

Pewarta :
Editor: Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024