Kakao rentan penyakit pada musim hujan
Pemda perlu terus meningkatkan sosialisasi, memberikan dukungan infrastruktur, izin, bibit, hingga teknologi pascapanen
Purwokerto (Antaranews Jateng) - Tanaman kakao rentan terhadap serangan penyakit busuk buah pada saat musim hujan sehingga perlu dilakukan sejumlah upaya pencegahan, kata Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Prof. Loekas Soesanto.
"Musim hujan jelas akan memengaruhi tanaman kakao, dampaknya ke pembungaan dan juga ke penyakit busuk buah," katanya di Purwokerto, Selasa.
Dia menjelaskan penyakit busuk buah akan bisa berdampak pada pengurangan produksi tanaman kakao.
Untuk itu, kata dia, bisa dilakukan sejumlah upaya penanggulangan salah satunya adalah pemangkasan agar sinar matahari bisa masuk.
"Masukan bagi petani untuk dilakukan pemangkasan agar sinar matahari masuk, juga menjaga kebersihan kebun, eradikasi buah yang sakit serta lakukan penyemprotan pestisida organik," katanya.
Dia menambahkan penggunaan bibit unggul bisa menjadi salah satu pilihan namun tidak menutup kemungkinan akan tetap terkena penyakit.
Sebelumnya dia juga mengatakan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, potensial untuk pengembangan tanaman kakao.
Dia mencontohkan wilayah di Banyumas yang potensial untuk pengembangan kakao antara lain, Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, juga Limpakuwus, Kecamatan Sumbang.
"Itu contoh wilayah yang potensial untuk pengembangan kakao karena kondisi iklim dan lokasinya yang mendukung, tanaman kakao dapat memanfaatkan lahan berbukit yang ada karena butuh ketinggian tertentu," katanya.
Untuk pengembangan tanaman kakao, kata dia, membutuhkan peran aktif dari pemerintah daerah.
"Pemda perlu terus meningkatkan sosialisasi, memberikan dukungan infrastruktur, izin, bibit, hingga teknologi pascapanen," katanya.
Menurut dia, tanaman kakao merupakan komoditas unggulan yang memiliki nilai jual tinggi.
"Pengembangan tanaman kakao ini bisa menguntungkan petani dan bisa berkontribusi dalam peningkatan PAD, mengingat harga jualnya yang tinggi," katanya.
Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor:
Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024