Awali tanam tembakau, petani Gunung Sumbing gelar jamasan Srobong Gobang
Jumat, 12 April 2019 15:26 WIB
Tradisi jamasan Srobong Gobang secara umum membersihkan alat pertanian menggunakan air kembang sebelum digunakan mengolah lahan, sedangkan srobong gobang merupakan alat perajang daun tembakau.
"Jamasan ini bertujuan agar peralatan yang digunakan dapat berfungsi dengan baik dan tidak menimbulkan malapetaka bagi petani yang menggunakannya dan nantinya dapat menghasilkan panen yang melimpah," kata petani warga Desa Tlilir, Iksanudin.
Pada ritual tersebut, petani membawa gunungan hasil bumi dan alat-alat pertanian menuju kompleks makam Kiai Tlilir yang merupakan makam leluhur. Sebagian warga membawa nasi tumpeng dan ayam beserta buah dan jajanan pasar.
Setelah sampai di kompleks makam itu, mereka memanjatkan doa untuk para leluhur, kemudian pemuka agama dan perangkat desa melakukan jamasan srobong gobang.
Tradisi srobong gobang diakhiri dengan saling berebut gunungan hasil bumi.
Sebagian warga mempercayai bahwa dengan mendapat isi gunungan, mereka akan mendapat keberkahan, khususnya hasil panen tembakau yang melimpah.
Iksanudin mengatakan para petani berharap dengan jamasan itu hasil panen tembakau melimpah.
Ia berharap, pabrik rokok pada tahun ini dapat membeli tembakau petani dengan harga tinggi dan dalam jumlah banyak sehingga kesejahteraan petani meningkat.
Ia menuturkan bagi masyarakat lereng Gunung Sumbing Kabupaten Temanggung, tanaman tembakau hingga saat ini masih menjadi andalan dalam bercocok tanam.
Pewarta : Heru Suyitno
Editor:
M Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024