Logo Header Antaranews Jateng

TBBM Boyolali kembangkan konservasi Biofarmaka

Rabu, 18 September 2019 08:39 WIB
Image Print
Pelatihan pengembangan konservasi biofarmaka pada Selasa (17/9) yang dilakukan dengan mengandeng Kebun Raya Indrokilo Boyolali, menyasar pengelola kawasan Ecoedutourism Bukit Wonopotro di Desa Blumbang, Kec. Klego, Boyolali. (Foto: Ist)
Semarang (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) melalui Terminal BBM Boyolali mengembangkan konservasi Biofarmaka (tanaman obat) yang menjadi salah satu program unggulan keanekaragaman hayati TBBM Boyolali.

Operation Head Terminal BBM Boyolali Mangku Hidayat Basuki mengatakan bahwa PT Pertamina Terminal BBM Boyolali berkomitmen mendukung misi perbaikan dan pelestarian lingkungan melalui program keanekaragaman hayati baik di lingkungan TBBM Boyolali maupun masyarakat luas.

“Kami akan selalu berkomitmen dalam upaya-upaya perbaikan dan pelestarian lingkungan, salah satunya yaitu dengan melakukan pelatihan peningkatan kemampuan SDM untuk perawatan biofarmaka. Harapannya masyarakat sekitar sadar dan mampu mengelola Kawasan Wonopotro dengan wawasan konservasi," katanya.

Baca juga: Pemprov Jateng Dorong Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga

Pelatihan pengembangan konservasi biofarmaka pada Selasa (17/9) yang dilakukan dengan mengandeng Kebun Raya Indrokilo Boyolali, menyasar pengelola kawasan Ecoedutourism Bukit Wonopotro di Desa Blumbang, Kec. Klego, Boyolali.

Sebanyak 30 peserta mengikuti rangkaian pelatihan yang terdiri dari sesi materi dalam ruangan dan sesi materi luar ruangan yang disampaikan oleh praktisi dari Kebun Raya Indrokilo meliputi materi teknik eksplorasi, teknik identifikasi, teknik perawatan, dan teknik penataan tanaman Biofarmaka di taman pamer.

Pengembangan Biofaramaka di Kawasan Bukit Wonopotro mulai diinisiasi sejak tahun 2018. Berawal dari hasil eksplorasi Tim Kebun Raya Indrokilo tahun 2018 silam, ditemukan 22 jenis potensi tanaman biofarmaka di kawasan Bukit Wonopotro.

Selain kegiatan konservasi Biofarmaka, terdapat kegiatan konservasi Rusa Timor dimulai sejak tahun 2015 dengan jumlah awal 2 ekor dan kini sudah menjadi 9 ekor dan rehabilitasi lahan kritis di kawasan Bukit Wonopotro, Desa Blumbang dengan penanaman 1.000 pohon jati pada tahun 2014.

Kawasan Bukit Wonopotro diharapkan dapat berkembang menjadi kawasan konservasi yang dapat digunakan untuk wahana edukasi, rekreasi, dan kegiatan ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Baca juga: Miliki banyak manfaat, masyarakat didorong budidayakan tanaman obat
Baca juga: Bupati Purbalingga: Jadikan Halaman untuk Kebun dan Tanaman Obat


Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024