Logo Header Antaranews Jateng

Sisi teknis dan psikologis siswa serta pengajar harus dipersiapkan matang

Selasa, 30 Maret 2021 17:52 WIB
Image Print
Guru memasangkan pelindung wajah (face shield) kepada siswa saat uji coba pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 di SMP Negeri 26 Solo Jawa Tengah, Senin (29/3/2021). ANTARA FOTO/Maulana Surya/aww.
Semarang (ANTARA) - Faktor keamanan peserta didik dan para pendidik dalam pelaksanaan belajar tatap muka harus menjadi pertimbangan yang utama.

Adapun kesiapan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan protokol kesehatan harus mendapat dukungan penuh, kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulis yang diterima di Semarang, Selasa.

"Rencana dimulainya pembelajaran tatap muka harus diikuti persiapan yang matang dari sisi teknis dan psikologis para peserta didik dan pengajar," katanya.

Pekan lalu, Juru Bicara Satgas COVID-19 mengungkapkan pelaksanaan pembukaan sekolah tatap muka akan dilaksanakan di 14 provinsi dan dipersiapkan secara bertahap. Provinsi tersebut, antara lain, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan Bali.

Tahapan yang harus dipersiapkan untuk memulai belajar tatap muka antara lain adalah tahapan prakondisi sebagai tahapan persiapan untuk pemberlakuan kebiasaan baru.

Sikap kehati-hatian pemerintah, yang ditunjukkan dalam bentuk persiapan yang dilakukan secara bertahap, menurut Lestari, merupakan langkah tepat yang harus dilalui sebelum melakukan pembukaan belajar tatap muka.

Untuk mendukung kelancaran persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka, Rerie, sapaan akrab Lestari, berharap dukungan penuh dari para pemangku kepentingan dalam proses adaptasi yang dilakukan para peserta didik dan tenaga pengajar.

Dukungan tersebut, jelas Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, antara lain bisa dalam bentuk kelengkapan sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan protokol kesehatan di lingkungan sekolah atau bentuk dukungan lainnya.

Kesiapan lainnya, menurut Rerie, seharusnya bisa dilakukan sejak dini dalam bentuk membiasakan disiplin menjalankan protokol kesehatan bagi para peserta didik sebelum pelaksanaan belajar tatap muka atau sejak masih di rumah.

Bersama anggota keluarga, ujarnya, para peserta didik mulai dibiasakan menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, memakai masker dan menghindari kerumunan jika bepergian.

Dengan sudah terbiasa menjalankan protokol kesehatan sejak di rumah, Rerie berharap, saat pembelajaran tatap muka di sekolah, para peserta didik sudah terbiasa menerapkan protokol kesehatan dengan temannya.

Rerie berharap, pada tahapan uji coba jelang pelaksanaan pembelajaran tatap muka benar-benar dilakukan simulasi oleh semua pihak yang terlibat dalam proses belajar mengajar tatap muka, mulai dari berangkat ke sekolah sampai dengan pulang ke rumah.

Diharapkan, ujar Rerie, dengan langkah-langkah tersebut dapat dihasilkan pola-pola belajar tatap muka yang benar-benar adaptif di masa pandemi ini.

Terpenting, tegasnya, para tenaga pengajar dan petugas di lingkungan sekolah sudah mendapatkan vaksin COVID-19 untuk menekan peluang penyebaran virus korona di lingkungan pendidikan.

Pemerintah pusat menargetkan pembelajaran tatap muka secara terbatas bisa dimulai pada Juli 2021. Belajar tatap muka terbatas bakal dimulai setelah guru dan tenaga pendidikan disuntik vaksin Corona (COVID-19).***

Pewarta :
Editor: Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024