Logo Header Antaranews Jateng

Unsoed Purwokerto kukuhkan dua guru besar baru FMIPA

Kamis, 21 April 2022 16:53 WIB
Image Print
Rektor Unsoed Purwokerto Prof. Dr. Ir. Suwarto, M.S. (kiri) dan Ketua Senat Unsoed Prof. Dr. Agus Suroso, M.S. (kanan) mengapit dua guru besar yang baru dikukuhkan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis (21/4/2022). FOTO ANTARA/HO-Unsoed Purwokerto
Purwokerto, Jateng (ANTARA) - Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mengukuhkan dua guru besar baru di lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) di perguruan tinggii itu.

Pengukuhan tersebut dilaksanakan dalam Sidang Terbuka Senat Unsoed yang digelar secara daring dan luring terbatas di Gedung Graha Widyatama Prof. Rubijanto Misman Unsoed, Purwokerto, Kamis.

Dua guru besar baru yang dikukuhkan terdiri atas Prof Dr  Idha Sihwaningrum, M.Sc.St. sebagai guru besar dalam Bidang Ilmu Matematika, dan Prof Wahyu Tri Cahyanto, S.Si., M.Si., Ph.D dalam Bidang Ilmu Komputasi Fisika Material.

Dengan pengukuhan tersebut, Idha Sihwaningrum dan Wahyu Tri Cahyanto tercatat sebagai profesor ke-84 dan ke-85 di Unsoed serta menjadi profesor ke-2 dan ke-3 di lingkungan FMIPA Unsoed.

Dalam sambutannya, Rektor Unsoed Prof. Dr. Ir. Suwarto, M.S. mengatakan insitusi perguruan tinggi harus semakin produktif dalam berkinerja, berkontribusi dalam luaran-luaran yang diakui dan berdampak strategis, sekaligus menjadi solusi atas apa yang dibutuhkan masyarakat, termasuk industri, dunia usaha, dan kerja.

"Sebagai seorang guru besar dalam bidang ilmu matematika, Prof. Idha Sihwaningrum kiranya mampu mengartikulasikan keilmuannya sebagai landasan dan pengokoh untuk berpikir sistematis, membangun nalar yang logis dalam proses pengambilan keputusan, sekaligus berfikir, bertindak dan bersikap dengan penuh kecermatan serta penuh perhitungan," katanya.

Demikian pula dengan Prof Wahyu Tri Cahyanto yang mendapat amanah sebagai guru besar dalam Ilmu Komputasi Fisika Material, kata dia, kiranya dapat meletakkan keilmuannya sebagai upaya mengembangkan suatu model eksperimen atau simulasi riset, sehingga bisa menghasilkan inovasi atau kebaruan tanpa terjebak rasa khawatir akan keterbatasan material sebagai bahan percobaan.

Rektor mengatakan gagasan dan pemikiran dari dua profesor yang baru dikukuhkan itu juga hakikatnya semakin mengokohkan jati diri insan perguruan tinggi, yang selalu mengedepankan riset sebagai pendekatan dalam menjawab permasalahan yang ada, serta melahirkan solusi yang menghadirkan manfaat dan maslahat sebesar-besarnya bagi kehidupan.

Sementara saat menyampaikan orasi ilmiah yang berjudul "Estimasi Untuk Potensial Riesz di Ruang Morrey", Idha Sihwaningrum mengatakan bahwa ada beberapa cara yang dilakukan dalam penelitian Matematika, antara lain menyelesaikan suatu persoalan baru, menyajikan bukti yang berbeda untuk suatu teorema, memberikan syarat yang lebih lunak, memberikan "counter example", memodifikasi hasil yang telah ada, dan memperumum hasil yang telah ada.

Perumuman dari solusi persamaan Poisson dikenal dengan nama operator integral fraksional (atau potensial Riesz, karena Riesz (1949) memperkenalkan potensial ini sebagai pengembangan dari potensial Newton).

"Nilai dari integral tersebut tidak dihitung secara eksak, tetapi dapat dihitung secara hampiran menggunakan metode numerik. Nilai hampiran dijamin ada apabila potential Riesz memenuhi estimasi (atau ketaksamaan) tipe kuat," katanya.

Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul "Kontribusi Komputasi Material Dalam Optimalisasi Fungsi Sumber Daya Alam Lokal", Wahyu Tri Cahyanto mengatakan topik yang disampaikan menyangkut peran komputasi fisika material dalam upaya mengoptimumkan fungsi dan manfaat dari sumber daya alam lokal yang sudah disediakan Sang Pencipta.

Menurut dia, jenis material yang tersedia di alam secara garis besar dapat digolongkan menjadi material anorganik yang meliputi logam, mineral, dan senyawa-senyawa organik-logam (organometallic), material organik yang meliputi senyawa yang mengandung unsur Carbon (C), serta material hibrid organik dan anorganik, seperti material lempung (clay), silika, maupun bioglass.

"Material tersebut tentunya banyak dijumpai di Indonesia, atau bahkan di sekitar kita. Sumber daya alam yang tersedia sudah selayaknya disyukuri keberadaannya. Langkah untuk bersyukur adalah dengan memanfaatkan sebijak mungkin," katanya.

Menurut dia, optimalisasi sumber daya alam (SDA) dari segi fungsi maupun ekonomi adalah suatu hal yang niscaya harus dilakukan, sedangkan komputasi material merupakan salah satu bagian dari upaya untuk meningkatkan nilai SDA yang tersedia.

Dengan menggunakan prinsip-prinsip komputasi material yang tepat, waktu dan biaya untuk memprediksi serta merancang material substitusi dapat lebih hemat, demikian Wahyu Tri Cahyanto.

Baca juga: Unsoed kukuhkan empat profesor baru

Baca juga: UNS tambah dua guru besar jelang Dies Natalis Ke-46


Pewarta :
Editor: D.Dj. Kliwantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2024