Logo Header Antaranews Jateng

Gus Yusuf desak Eko Kuntadhi minta maaf ke keluarga besar Lirboyo

Kamis, 15 September 2022 06:27 WIB
Image Print
Pengasuh Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Kiai Haji M Yusuf Chudlori (Gus Yusuf). (ANTARA/HO-Dok)
Semarang (ANTARA) -
Pengasuh Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, Kiai Haji M Yusuf Chudlori mendesak pegiat media sosial Eko Kuntadhi meminta maaf kepada keluarga besar Pondok Pesantren Lirboyo terkait unggahan di Twitter yang berisi ujaran kebencian.

"Yang bersangkutan sebaiknya tidak sekadar menghapus postingan yang diunggah di media sosial. Kami sangat menyesalkan muncul kejadian ini, dan menuntut pelaku minta maaf. Jangan hanya menghapus postingan di Twitter," kata pria yang akrab disapa Gus Yusuf di Semarang, Rabu.

Menurut dia, ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari kejadian ini seperti bagaimana mengajarkan kepada semua pihak untuk menghormati perbedaan.

"Mengapa selalu ada kejadian seperti ini. Sekali lagi, perbedaan pendapat itu wajar, tapi tidak boleh menyerang pribadi, apalagi pakai kata-kata kasar," tegas Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa Provinsi Jateng ini.

Selain tidak boleh menyerang secara pribadi, lanjut dia, jangan sampai pendapat yang dimunculkan kepada masyarakat umum, memancing kegaduhan.

"Ini yang harus dipahami kita semua. Harus bijak dalam bermedia sosial, menahan diri, menyampaikan pendapat dengan bahasa yang santun," ujarnya.

Baca juga: Masuki tahun politik, Kapolri silaturahmi ke Gus Yusuf bahas situasi kamtibmas

Ia menyebut masih ada kesempatan bagi Eko Kunthadi untuk meminta maaf karena kultur pesantren itu penuh tabayyun atau klarifikasi, apalagi keluarga sudah membuka diri kepada pelaku untuk ngopi bareng.

"Yang bersangkutan sebaiknya segera sowan atau ketemu, klarifikasi, minta maaf. Insya Allah kultur pesantren itu arif dan bisa memaafkan karena itu ajaran para kiai, sekalipun kepada orang yang nyata-nyata salah," tuturnya.

Dari situ yang bersangkutan bisa belajar menyikapi perbedaan pendapat dan menahan diri di media sosial.

"Tapi kalau ini dibiarkan, pelaku malah menghindar, pasti akan berlarut-larut, dan kita semua tidak ingin melebar kemana-mana," ujarnya.

Eko Kuntadhi mengunggah potongan video Ning Imaz Fatimatuz Zahra yang merupakan putri kiai dari Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, di akun twitter-nya dengan disertai kalimat berisi ujaran kebencian.

Pada video yang diproduksi NU Online itu, Ning Imaz sedang menjelaskan tentang tafsir Surat Ali Imran ayat 14.


Pewarta :
Editor: Wisnu Adhi Nugroho
COPYRIGHT © ANTARA 2024