Logo Header Antaranews Jateng

Jelang tahun politik, Tular Nalar ajak masyarakat Purwokerto bijak bermedia sosial

Senin, 13 Februari 2023 18:39 WIB
Image Print
Kegiatan Sekolah Kebangsaan yang digelar Tutur Nalar Jawa Tengah Selatan di Aula SMA Negeri 4 Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis (9/2/2023). ANTARA/HO-Tutur Nalar
fasilitator itu terdiri dari kalangan dosen dan mahasiswa yang berasal dari dua perguruan tinggi di Jawa Tengah, yaitu Unsoed Purwokerto dan UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.
Purwokerto (ANTARA) - Jelang tahun politik tahun 2024, Tular Nalar Jawa Tengah Selatan mengajak masyarakat Purwokerto, Kabupaten Banyumas, menjadi masyarakat yang santun dan bijak dalam bermedia sosial. 

Ajakan tersebut disampaikan melalui dua program pelatihan literasi digital Tular Nalar, yaitu Sekolah Kebangsaan dan Akademi Digital Lansia. Untuk melaksanakan kedua kegiatan tersebut, Tular Nalar menggandeng Program Studi Magister Ilmu Komunikasi FISIP Unsoed Purwokerto dan Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Gusdur Pekalongan.

Sekolah Kebangsaan dilaksanakan pada Kamis (9/2) menyasar anak muda dengan kriteria pemilih pemula pada ajang Pemilihan Umum 2024. Dalam kegiatan yang dilaksanakan di Aula SMA Negeri 4 Purwokerto, program ini diikuti oleh lebih dari 100 siswa kelas XI dan XII yang akan menjadi pemilih pemula pada Pemilu 2024. 

Adapun program Akademi Digital Lansia dilaksanakan pada Jumat (10/2) di Aula Kelurahan Purwanagera, Kecamatan Purwokerto Utara, Banyumas. Program tersebut diikuti oleh sekitar 100 warga lansia yang berasal dari berbagai kelompok masyarakat, antara lain PWRI, majelis taklim, PKK, dan Muslimat NU.

Koordinator Fasilitator Tular Nalar Jawa Tengah Selatan Dr. Mite Setiansah, M.Si. mengatakan bahwa Tular Nalar adalah program yang dijalankan oleh Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo) bersama Ma’arif Institute dan Love Frankie, yang berfokus terhadap kurikulum literasi media untuk pengembangan berpikir kritis. 

Menurut dosen FISIP Unsoed itu, Program Sekolah Kebangsaan dan Akademi Digital Lansia merupakan dua program yang saat ini sedang dilaksanakan serentak di lebih dari 10 lokasi di Indonesia bekerja sama dengan para relawan pegiat literasi dari Mafindo, Japelidi, dan berbagai perguruan tinggi didukung oleh Google.org yang berfokus untuk menularkan literasi digital yang santun, bijak dan damai kepada masyarakat luas.

"Tular Nalar ini merupakan program dari Mafindo yang memiliki lebih dari 85 ribu anggota daring dengan 1.000 lebih relawan, dan lebih dari 20 cabang di berbagai penjuru Indonesia. Untuk kegiatan ini sendiri, terfokus mengajak para siswa menjadi pemilih pemula yang cerdas dalam Pemilu 2024 mendatang," jelas Mite pada pembukaan acara Sekolah Kebangsaan.

Baca juga: Unsoed sosialisasi SNPMB 2023-2024 di wilayah Banyumas Raya 

Guna mendukung tujuan tersebut, kata dia, terdapat 10 orang fasilitator yang bertugas untuk memfasilitasi dan mendampingi seluruh peserta program. Kesepuluh fasilitator itu terdiri dari kalangan dosen dan mahasiswa yang berasal dari dua perguruan tinggi di Jawa Tengah, yaitu Unsoed Purwokerto dan UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

Ketua Program Studi S2 Ilmu Komunikasi Unsoed sekaligus fasilitator program Dr. Edi Santoso, S.Sos., M.Si. mengatakan program Tular Nalar penting dilaksanakan untuk warga lansia sebagai upaya membekali para lansia dalam mengakses aplikasi percakapan yang berbasis internet.

"Kemampuan cakap digital bukan saja penting untuk dimiliki kaum muda namun juga penting untuk dipahami oleh warga lanjut usia, apalagi di tengah banjirnya informasi di era digital saat ini. Jika penggunaan aplikasi percakapan tidak diimbangi dengan kecakapan digital maka tentunya dapat membawa persoalan," katanya pada pembukaan acara Akademi Digital Lansia, Jumat (10/2).

Menyambung penyampaian Edi, fasilitator dari UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan Teddy Dyatmika M.Ikom mengungkap berbagai persoalan yang dapat timbul dari penggunaan aplikasi percakapan. Di antara persoalan tersebut adalah penyebaran konten hoaks, ujaran kebencian, dan terjeratnya kasus penipuan digital.

"Untuk menghindari penyebaran narasi kebencian dan konten hoaks terutama menjelang tahun politik 2024, maka saya sarankan bapak-ibu agar saring sebelum sharing (dibagikan, red.). Pastikan pesan atau informasi yang akan disebar itu valid. Jika tidak yakin berita itu benar maka sebaiknya jangan disebar," tegasnya.

Terkait penipuan digital, dia mengingatkan agar para lansia selalu waspada terhadap pesan palsu yang tersebar di aplikasi percakapan terutama yang meminta data rahasia seperti nomor kependudukan dan kode rahasia OTP. 

“Jika ada telpon atau pesan yang mencurigakan harus tetap tenang. Cek benar-benar pesan tersebut, jika tidak jelas maka tolak saja," kata Teddy. 

Baca juga: UPT Kearsipan Unsoed terima kunjungan tim Asesor ANRI
Baca juga: Andy F Noya berikan motivasi kepada mahasiswa Biologi Unsoed

 

Pewarta :
Editor: Sumarwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024