Dicari, ratusan anak keluarga tidak mampu untuk sekolah di SMKN Jateng
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mencari ratusan anak miskin untuk disekolahkan secara gratis di SMK Negeri Jateng yang membuka pendaftaran mulai 14 Februari 2023 hingga 45 hari ke depan.
“Total ada sekitar 738 kuota tersedia pada masa penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2023/2024,” kata Kepala SMK Negeri Jateng Semarang Samiran di Semarang, Senin.
Rinciannya adalah SMK Negeri (SMKN) Jateng di Kota Semarang sebanyak 120 siswa, SMKN Jateng di Kabupaten Pati sebanyak 72 siswa, dan SMKN Jateng di Kabupaten Purbalingga sebanyak 96 siswa, sedangkan di SMK semiboarding rata-rata kuota setiap sekolah 30 siswa sehingga total 15 sekolah dengan kuota sebanyak 450 siswa.
Ia menjelaskan bahwa sekolah gratis ini merupakan program Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang dikhususkan bagi siswa dari keluarga miskin ini merupakan salah satu cara penanggulangan kemiskinan di Jateng melalui jalur pendidikan.
Dia mengaku ditunjuk Dinas Pendidikan untuk mengkoordinasi 18 sekolah boarding dan semiborading di Jateng.
Pelajar yang diterima di SMK boarding dan semiboarding di Jateng nantinya akan mendapat fasilitas asrama dan gratis seluruh biaya pendidikan, makan, hingga seragam.
Samiran merinci, ada tiga SMK boarding di Jateng yakni SMKN Jateng di Semarang, Pati, dan Purbalingga, sedangkan 15 SMK semiboarding adalah SMKN 1 Demak, SMKN 2 Rembang, SMKN 1 Wirosari Grobogan, SMKN 1 Jepon Blora, SMKN 1 Tulung Klaten, SMKN 1 Kedawung Sragen.
Kemudian, SMKN 2 Wonogiri, SMKN 1 Purworejo, SMKN 2 Wonosobo, SMKN 1 Punggelan Banjarnegara, SMKN 1 Alian Kebumen, SMKN 2 Cilacap, SMKN 1 Kalibagor Banyumas, SMKN 1 Tonjong Brebes, dan SMKN 1 Randudongkal Pemalang.
Terkait dengan pendaftaran, pihaknya telah mencoba aplikasi dan pada pertengahan Februari 2023 akan meluncurkan aplikasi pendaftaran PPDB SMK boarding dan semiboarding.
"Insya Allah bulan Mei nanti sudah selesai dan siswa daftar ulang sekitar Mei akhir. Kita memberikan waktu untuk anak-anak yang tidak diterima di SMK Jateng baik boarding maupun semiboarding mendaftar di sekolah reguler," ujarnya.
Mengenai perbedaan antara SMK boarding dan semiboarding, Samiran menyebutkan jika SMK boarding seluruh siswanya tinggal dan belajar di asrama sekolah, sedangkan SMK semiboarding, siswa masih belajar dengan siswa reguler meski mereka tetap tinggal di asrama.
Program ini merupakan salah satu program pengentasan kemiskinan di Jateng, maka syarat utama calon siswa yang diterima adalah harus warga Jateng dan benar-benar dari kalangan miskin.
Hal itu dibuktikan dari penyertaan KK dan terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
“Kami mencoba memberantas kemiskinan ini secara serius. Visinya harus menjadi pelopor, penggerak pemberantasan kemiskinan. Lulusannya setelah lima tahun harus bisa mengentaskan kemiskinan dirinya dan lingkungannya, serta menggerakkan masyarakat untuk pengentasan kemiskinan daerah masing-masing,” katanya.
Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor:
Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024