Logo Header Antaranews Jateng

Vaksinasi PMK di Jateng capai 1,6 juta dosis

Jumat, 10 Maret 2023 13:36 WIB
Image Print
Petugas dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengecek kesehatan ternak di Pasar Hewan Gulang (Kecamatan Mejobo) sebelum ditutup demi mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)

Semarang (ANTARA) - Pelaksanaan vaksinasi untuk mencegah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak di Provinsi Jawa Tengah hingga awal Maret 2023, telah mencapai 1,6 juta dosis.

“Hingga 2023 vaksinasi pencegahan PMK di Jateng sudah mencapai 1,6 juta dosis, sedangkan sisa stok vaksin sekitar 164 ribu dosis. Vaksinasi terus dipercepat, karena semakin cepat, Jateng akan kembali mendapatkan droping vaksin dari pemerintah pusat," kata Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Sumarno di sela kegiatan Bimbingan Teknis Vaksinasi PMK di Semarang, Kamis.

Sekda mengungkapkan berbagai strategi dan upaya terus dilakukan Pemprov Jateng untuk mempercepat vaksinasi PMK di provinsi setempat, di antaranya kolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota, serta menggandeng TNI-Polri melalui Bhabinkamtibmas dan Babinsa yang tersebar di seluruh desa/kelurahan.
 

Selain itu, juga mengajak tokoh masyarakat, karena dalam pelaksanaan vaksinasi pada hewan ternak ini juga ada persoalan, seperti peternak yang menolak divaksin.

“Sehingga, ini perlu dukungan dari tokoh masyarakat setempat," ujarnya.

Ia berharap kegiatan bimbingan teknis vaksinasi PMK tingkat Provinsi Jateng ini menjadi momentum untuk mengevaluasi pelaksanaan vaksinasi pada tahun 2022, termasuk mengidentifikasi berbagai hal yang menjadi kendala percepatan vaksinasi di 35 kabupaten/kota di Jateng.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jateng Agus Wariyanto menambahkan daerah dengan hasil kinerja vaksinasi cukup tinggi adalah Kabupaten Grobogan.

Sementara itu, terkait pengobatan ternak, Kabupaten Boyolali dinilai berhasil melaksanakan pengobatan dengan kecepatan tinggi, sedangkan untuk penanganan bantuan untuk pemotongan atau bantuan ternak yang mati adalah Kabupaten Semarang.
 

"Dari pengalaman itu, bukan berarti yang lain tidak optimal, tetapi masing-masing kabupaten memang berbeda budaya kerja maupun tingkat kesulitan. Ini juga akan sangat mempengaruhi," katanya.

Untuk melangkah ke tahun 2023, lanjut dia, berbagai keberhasilan itu menjadi pijakan untuk langkah pada tahun berikutnya. "Kecepatan dalam penanganan harus terus ditingkatkan agar tidak ada peningkatan kasus PMK di Jateng,” ujarnya.

Baca juga: Disnakkan Boyolali siapkan vaksin antisipasi AI pada musim hujan



Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024