Logo Header Antaranews Jateng

DKPPP Temanggung sarankan lahan kopi tumpangsari dengan tanaman jahe

Jumat, 31 Maret 2023 09:06 WIB
Image Print
Dokumentasi. Warga memanen kopi Robusta di perkebunan Dusun Jambenom, Larangan Luwok, Bejen, Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (31/8/2022). . ANTARA FOTO/Anis Efizudin/wsj. (ANTARA FOTO/ANIS EFIZUDIN)
Temanggung (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, menyarankan para petani kopi melakukan tumpangsari dengan tanaman jahe agar lahan lebih produktif.

"Budi daya kopi di Temanggung masih memungkinkan untuk melakukan tumpangsari dengan tanaman jahe karena jarak tanaman kopi tidak begitu rapat," kata Kepala DKPPP Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto di Temanggung, Jumat.

Menurut dia dalam satu hektare idealnya bisa mencapai 1.400-1500 tanaman kopi, tetapi kebanyakan petani di Temanggung dalam satu hektare hanya diisi sekitar 700 tanaman.

"Dengan jarak tanam seperti itu maka sangat memungkinkan tumpangsari dengan jahe sehingga sambil menunggu panen kopi, petani dapat tambahan hasil dari jahe," katanya.

Apalagi tanaman jahe ini tidak merusak tanaman lain. Tumpangsari dengan jahe ini sudah dilakukan Garut, Jawa Barat dan hasilnya bagus.

Joko tidak menyarankan petani kopi melakukan tumpangsari dengan tanaman pisang karena bisa menjadi sumber sarang nematoda, sarang penyakit tanaman kopi.

"Saya tidak melarang menanam pohon pisang tapi jangan di tengah-tengah tanaman kopi, bisa di bagian pinggir," katanya.

Ia mengakui sebagian petani lebih suka dengan tanaman pisang, padahal dengan tanaman pisang ini kondisi lembab dan menjadi sarang nematoda.

Pihaknya juga mulai mengubah kebiasaan petani menggunakan naungan sengon dan petani sudah melakukannya karena berisiko waktu ditebang bisa merusak tanaman kopi. 

 

Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024