PKK Kota Magelang: Program Ceting Emas upaya atasi stunting
Rabu, 24 Januari 2024 16:59 WIB
"Targetnya angka stunting di Kota Magelang bisa turun menjadi 8,65 persen dari 13,5 persen sehingga anak-anak Kota Magelang cerdas, sehat, dan meraih masa depan yang lebih baik," katanya dalam rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang di Magelang, Rabu.
Ia mengatakan hal itu saat peluncuran tahap kedua Program Ceting Emas didukung Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (YDKK) dalam bentuk pemberian makanan tambahan (PMT) selama 90 hari ke depan, sekaligus kegiatan Diseminasi Ceting Emas Kecamatan Magelang Tengah di Gedung Wanita Kota Magelang, Selasa (23/1).
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonsia (SSGI) Tahun 2022, prevalensi balita stunting di Kota Magelang 13,5 persen.
Ia menjelaskan program itu menjadi salah satu bentuk edukasi kepada orang tua yang memiliki bayi di bawah usia dua tahun (baduta) agar dapat memberikan makanan bervariasi untuk mencegah kebosanan makan pada anak.
Manajer Eksekutif YDKK Anung Wendyartaka menjelaskan pihaknya berkomitmen mendukung program prioritas pemerintah yakni pencegahan stunting.
Di Kota Magelang, pihaknya telah bekerja sama dengan TP PKK dengan memberikan makanan tambahan bagi baduta, ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), dan balita kurang gizi serta gizi buruk.
"Jadi kami ingin terlibat untuk ikut menangani pencegahan stunting di Indonesia. Kami dipertemukan dengan TP PKK Kota Magelang yang sudah punya Program Ceting Emas. Kami sudah terlibat sejak tahap pertama pada Agustus-Desember 2023 dan sekarang tahap kedua," katanya.
Bentuk dukungan, berupa PMT satu kali makan untuk baduta stunting, kurang gizi, dan gizi buruk senilai Rp20.000 per anak serta PMT untuk ibu hamil KEK senilai Rp25.000 per orang. Menu PMT untuk baduta stunting, kurang gizi, dan gizi buruk berbeda dengan menu untuk ibu hamil KEK.
"Tahap kedua ini kami menambahkan PMT untuk balita kurang gizi atau gizi buruk karena asupan gizi anak sangat penting selepas stunting. Gizi berpengaruh pada perkembangan anak. Juga ibu hamil KEK, kalau tidak diintervensi akan melahirkan anak stunting," katanya.
Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz mengharapkan program itu berlangsung secara berkelanjutan.
"Karena yang dilawan adalah kebodohan. Kalau bodoh itu kemiskinan dan pengangguran pasti mengikuti. Kita harus peduli dengan apa yang terjadi di sekitar kita," ujarnya.
Ia mengapresiasi YDKK yang andil dalam penanganan dan pencegahan stunting di Kota Magelang yang nilainya mencapai hampir Rp500 juta untuk program tersebut pada tahap pertama dan kedua.
Pewarta : M. Hari Atmoko
Editor:
Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024