Logo Header Antaranews Jateng

Sentra Satria salurkan bantuan Atensi Disabilitas Kemensos di Banyumas

Selasa, 5 Maret 2024 13:27 WIB
Image Print
Kepala Sentra Satria di Baturraden Darmanto (kiri) berbincang dengan ibu rumah tangga yang anaknya mengalami kelumpuhan dan hendak mengikuti layanan fisioterapi secara gratis di Sentra Satria, Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden, Banyumas, Selasa (5/3/2024). ANTARA/Sumarwoto
Banyumas (ANTARA) - Unit Pelaksana Teknis Kementerian Sosial (Kemensos) Sentra Satria di Baturraden menyalurkan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) Disabilitas Kemensos bagi penyandang disabilitas di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

"Hari ini kami melaksanakan bakti sosial penyerahan bantuan untuk penyandang disabilitas," kata Kepala Sentra Satria di Baturraden Darmanto di sela kegiatan Penyaluran Bantuan Atensi Disabilitas Pelaksanaan Program Vokasional Disabilitas dan Layanan Fisioterapi di Sentra Satria, Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden, Banyumas, Selasa.

Menurut dia, bantuan tersebut berupa kaki palsu, tangan palsu, alat bantu dengar, serta layanan fisioterapi gratis bagi anak-anak yang mengalami cerebral palsy, lumpuh layu, dan sebagainya.

Khusus untuk layanan fisioterapi gratis, dia mengakui jika pihaknya baru mulai memberikan pelayanan tersebut, sehingga untuk sementara baru diberikan kepada 10 anak.

Dalam hal ini, kata dia, pihaknya melakukan asesmen awal lebih dulu untuk layanan fisioterapi gratis tersebut karena ada beberapa anak ternyata sampai saat sekarang belum pernah dibawa ke rumah sakit.

"Insya Allah nanti setelah kita asesmen, nanti kita bawa ke rumah sakit kalau memang ada rekomendasi. Dan kami tidak berani juga setelah fisioterapi tidak ada rekomendasi ke rumah sakit, 'kan biasanya di dokter rehab medik sama dokter anak," katanya.

Terkait dengan vokasional disabilitas, dia mengatakan pihaknya memberikan pelatihan kewirausahaan berupa keterampilan mencukur rambut.

Menurut dia, pihaknya sebenarnya mencari penyandang disabilitas sebagai peserta pelatihan tersebut karena kalangan tersebut jarang ada yang membantu dan sering terpinggirkan.

"Kemarin dapatnya tunarungu dan tunawicara ada tiga atau empat orang, yang lainnya (kelompok) rentan, itu kita mulai juga. Nanti bergilir, misalnya bulan ini barbershop (keterampilan mencukur), mungkin bulan depan bisa tata boga, bulan depannya lagi sablon, dan sebagainya," katanya.

Dalam seremoni penyaluran bantuan tersebut, pihaknya juga mengundang Dinas Sosial wilayah kerja Sentra Satria, khususnya Jawa Tengah bagian selatan-barat, yakni Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, dan Brebes.

Menurut dia, hal itu dilakukan untuk sinkronisasi program-program kerja yang akan dilakukan Sentra Satria bersama Dinas Sosial sewilayah kerja.

Sementara itu Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Disabilitas Sentra Satria di Baturraden Andi Kurniawan mengatakan secara keseluruhan bantuan berupa kaki palsu dan tangan palsu diberikan kepada 50 orang yang terdiri atas 36 orang mendapatkan kaki palsu dan 14 orang mendapatkan tangan palsu.

"Kemudian kami melakukan pengukuran kembali untuk 23 orang. Nah, dari 23 orang ini bisa jadi jumlahnya (jumlah kaki dan tangan palsunya) lebih dari 23 karena mungkin ada satu orang yang satu kakinya di atas lutut, satunya di bawah lutut," katanya.

Ia mengatakan bantuan alat bantu dengar diberikan untuk 25 orang yang difokuskan pada anak-anak-anak dan alat tersebut diukur per gendang telinga.

Menurut dia, hal itu dilakukan dengan harapan ketika sejak kecil dilatih untuk mendengarkan, besar kemungkinan bisa pulih saat anak-anak tersebut sudah besar.

"Itulah mengapa semua yang disalurkan hari ini tidak boleh diwakilkan, karena kalau kaki dan tangan palsu itu 'kan lingkar masing-masing, jadi harus pas. Kemudian alat bantu dengar harus sesuai dengan gendang telinga masing-masing," katanya.

Salah seorang ibu rumah tangga, Narti (48) mengaku bersyukur dengan adanya layanan fisioterapi secara gratis di Sentra Satria, sehingga anak keduanya yang bernama Sisi (14) bisa mendapatkan perawatan.

Menurut dia, anaknya yang lahir prematur itu mengalami kelumpuhan sejak memasuki usia 3 tahun dan hingga saat ini belum pernah mendapatkan perawatan medis.

"Lahirnya prematur, terus batuk-batuk sampai usia 2 tahun. Setelah itu kejang-kejang, jadinya kayak begini, padahal sebelumnya masih bisa merayap mengikuti gerakan saya," kata warga Desa Karangsalam, Kecamatan Baturraden, Banyumas itu.

Ia mengharapkan setelah mendapatkan layanan fisioterapi tersebut, anaknya bisa berjalan meskipun harus memakai alat bantu jalan.

Baca juga: Astra bangun gedung sekolah penyandang disabilitas di Semarang

Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024