Logo Header Antaranews Jateng

Pemkot Pekalongan komitmen tingkatkan mutu pendidikan guru penggerak

Kamis, 25 April 2024 08:43 WIB
Image Print
Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid (dua dari kanan) didampingi Kadis Pendidikan Zainul (satu dari kanan). (ANTARA/Kutnadi)
Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan bekerja sama dengan Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Jawa Tengah berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan melalui program guru penggerak.

Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan, Rabu, mengatakan para guru penggerak harus memiliki semangat melakukan diferensiasi pembelajaran.

"Kami berkomitmen meng-upgrade ilmu dari guru-guru, tidak hanya muridnya saja agar mereka bisa memahami bagaimana memberikan pola pembelajaran yang disesuaikan dengan anak-anak zaman sekarang dan kemajuan teknologi saat ini," katanya.

Ia mengapresiasi para calon guru penggerak Kota Pekalongan yang tergabung dalam program Belajar Angkatan 9 karena selain dapat memberikan pendidikan kepada siswa di sekolah juga menjadi penggerak di luar sekolah dalam bidang pendidikan.

Pihaknya mendorong insan pendidikan tetap semangat mempercepat perubahan secara signifikan dalam kualitas pendidikan bagi siswa dan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, serta berfokus pada minat murid agar nantinya memberikan perubahan positif di lingkungan belajar sekolah.

"Yang lebih penting adalah nanti untuk penunjukan kepala sekolah di tingkat PAUD/TK, SD, dan SMP harus dari guru penggerak supaya hal ini memotivasi para guru agar ikut program guru penggerak," katanya.

Dia mengatakan inovasi program yang ditampilkan para calon guru penggerak juga kreatif seperti sudah ada yang membuat dari barang-barang daur ulang, bahan-bahan lokal yang mudah didapatkan, seperti tempe.

Pengembang Teknologi Pembelajaran Balai Besar Guru Penggerak Jawa Tengah Tri Ardianto mengatakan para calon guru penggerak ini sebelumnya mengikuti rangkaian seleksi di antaranya pelatihan, mengumpulkan dokumentasi terkait dengan program pembelajaran yang digagas di sekolah, tes wawancara, dan pendampingan selama enam bulan, baik secara daring maupun luring.

Mereka, kata dia, tetap mengikuti seleksi program pendidikan guru penggerak tanpa meninggalkan tugas sebagai guru.

Dia menjelaskan hasil pendampingan belajar selama enam bulan akan diwujudkan dalam kegiatan panen hasil belajar program pendidikan guru penggerak.

"Mereka membikin inovasi-inovasi pengembangan pembelajaran di sekolah masing-masing. Kami berharap nantinya guru penggerak ini mampu menggerakkan sekolah maupun memberikan imbas positif di sekolah lain," katanya.

Baca juga: UMP buka peluang bagi yang berminat jadi guru PAUD

Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024