Logo Header Antaranews Jateng

Kabupaten Kudus miliki desa siaga TBC untuk tanggulangi penyebaran

Senin, 4 November 2024 16:43 WIB
Image Print
Penjabat Bupati Kudus M Hasan Chabibie saat peresmian Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kudus, sebagai desa siaga TBC di Hotel Hom Kudus, Senin (4/11/2024). (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)
Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menetapkan Desa Gondangmanis yang sebelumnya banyak temuan kasus tuberkulosis (TBC) sebagai desa siaga TBC untuk menanggulangi penyebaran penyakit tersebut agar tidak meluas.

"Selain satu-satunya di Kabupaten Kudus, Desa Gondangmanis  juga yang pertama di Jateng sebagai desa siaga TBC," kata Penjabat Bupati Kudus M Hasan Chabibie saat peresmian Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kudus, sebagai desa siaga TBC di Kudus, Senin.

Ia berharap peran pemerintah desanya juga benar-benar maksimal, karena nantinya menjadi rujukan bagi desa lain, bahkan tingkat Jateng dalam memberantas penyakit TBC dan upaya penanggulangannya.

Dengan ditetapkannya Gondangmanis sebagai desa siaga TBC, kata dia, juga menjadi wujud komitmen pemerintah dalam menanggulangi penyebaran TBC. Nantinya, juga didukung penganggaran.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Andini Aridewi mengungkapkan alasan penunjukan Desa Gondangmanis sebagai desa siaga bukan hanya karena adanya temuan 36 kasus TBC, melainkan adanya dukungan dan komitmen pemerintah desa dan masyarakat dalam menanggulangi kasus tersebut.

"Pemerintah desa setempat juga membentuk tim satgas yang bertugas membantu mengingatkan penderita TBC meminum obat secara disiplin, serta melakukan skrining atau penapisan untuk penemuan kasus," ujarnya.

Dalam rangka penanggulangan, kata dia, pemkab juga menjalin kerja sama dengan perusahaan swasta, termasuk memberikan izin cuti kepada pegawai yang melakukan pengobatan.

Sementara bantuan makanan bergizi bagi yang menderita TBC, kata dia, juga melibatkan Baznas dan Lazismu, sehingga Pemkab Kudus juga memberikan apresiasi kepada sejumlah pihak atas dukungannya.

Terkait penularan TBC, imbuh dia, melalui droplet, sehingga penderitanya juga perlu diedukasi untuk memakai masker, serta menerapkan etika batuk.

Adapun gejala TBC, yakni mengalami batuk dalam jangka lama dan tidak sembuh, mengalami penurunan berat badan, serta muncul keringat dingin pada malam hari.

Untuk memastikannya, perlu dilakukan diagnosis pemeriksaan dahak melalui metode tes cepat berbasis biomolekuler (tes cepat molekuler/TCM TB).

Baca juga: Kemenkumham Jateng bentuk kader cegah TBC di lapas dan rutan

Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024