Logo Header Antaranews Jateng

Pendidikan inklusif di SD Negeri terapkan PPI pendekatan diferensiasi

Sabtu, 30 November 2024 10:50 WIB
Image Print
Nurul Nurjanah, S.Pd. Guru Kelas SDN Cibabat Mandiri 3 Cimahi Utara, Cimahi* melaksanakan PPI dengan pendekatan diferensiasi. ANTARA/Ist

Semarang (ANTARA) - Pendidikan inklusif di sekolah dasar negeri (SDN) Cibabat Mandiri 3 Cimahi Utara yang dilakukan Nurul Nurjanah, S.Pd., dengan pendekatan diferensiasi dalam Program Pembelajaran Individual (PPI) berhasil menciptakan lingkungan belajar yang mendukung siswa berkebutuhan khusus (ABK), termasuk yang bersifat sementara akibat trauma.

Nurul Nurjanah, S.Pd. Guru Kelas SDN Cibabat Mandiri 3 Cimahi Utara, Cimahi* melaksanakan PPI dengan pendekatan diferensiasi.

Proses pembelajaran diawali dengan asesmen untuk memetakan kemampuan siswa, menentukan metode pengajaran, diikuti dengan penyusunan PPI yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu yang memiliki keberagaman latar belakang, minat, dan kecenderungan yang berbeda.

Untuk kasus siswa yang mengalami trauma karena kekerasan dalam rumah tangga, pendekatan diferensiasi diterapkan melalui strategi konten, proses, dan produk pembelajaran. Guru juga memanfaatkan media ajar yang relevan, seperti gambar dan alat bantu lainnya, untuk memotivasi siswa belajar.

Salah satu hasil nyata adalah perkembangan Aqila K., siswa dengan keterlambatan membaca, melalui PPI, Aqila mulai percaya diri dan menyukai membaca, meskipun kemampuannya belum sepenuhnya lancar. 

"Bu, saya sudah baca buku A Ba Ca Ga Ha, saya mau baca lagi buku yang lain. Saya suka baca," kata Aqila penuh antusias karena mendapatkan hal baru.

Praktik ini melibatkan kerja sama antara sekolah, orang tua, dan pihak luar seperti psikolog, yang semuanya berperan penting dalam mendukung kemajuan siswa. Orang tua juga memperoleh wawasan baru tentang cara mendampingi anak dengan kebutuhan khusus di rumah.

Nurul mengatakan pelaksanaan PPI memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk belajar sesuai kecepatan masing-masing. Selain itu mendorong siswa agar yang diberikan dalam waktu yang lebih cepat, juga mendorong siswa agar termotivasi untuk belajar lebih giat sehingga dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dalam waktu yang lebih cepat

"Tantangan tetap ada. Salah satunya adalah ketiadaan Guru Pembimbing Khusus (GPK) di sekolah, yang idealnya dapat membantu mendukung pelaksanaan PPI lebih efektif. Meskipun begitu, langkah-langkah yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pendidikan inklusif dapat meningkatkan keterlibatan siswa, membantu mereka mengenali potensi diri, dan menciptakan lingkungan belajar yang ramah bagi semua," kata Nurul.

Adanya komitmen terhadap prinsip pendidikan inklusif dalam Kurikulum Merdeka, tambahNurul, harapannya pendekatan ini dapat diadopsi lebih luas demi terciptanya akses pendidikan yang setara dan berkualitas serta melahirkan anak didik yang berhasil juga mandiri. 

*Peningkatan Kualitas Pendidikan Kerja Sama Dinas Pendidikan Kota Cimahi dengan Tanoto Foundation



Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024