250 penyandang disabilitas ikut terlibat dalam penanganan kebencanaan
Sragen (ANTARA) - Sebanyak 250 penyandang disabilitas ikut terlibat dalam penanganan kebencanaan dengan mengikuti jambore relawan di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Kamis.
Pada Apel Siaga Bencana dan Jambore Relawan Disabilitas Penanggulangan Bencana, di Lapangan Desa Patihan, Kecamatan Sidoharjo tersebut, para peserta berasal dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana.
Terkait kegiatan tersebut, pihaknya memberikan apresiasi mengingat para relawan dengan berbagai keterbatasannya tetap siap siaga dan peduli dalam penanganan kebencanaan.
"Teman-teman difabel ini menjadi role model dari objek menjadi subjek, yang seharusnya diperhatikan berpindah memperhatikan dan peduli kepada orang lain. Ini luar biasa," katanya.
Ia mengatakan bahwa mengenai penanganan bencana alam merupakan tugas utama dan tanggung jawab Pemerintah Provinsi Jateng. Meskipun demikian, pihaknya tidak dapat mengatasi sendiri melainkan butuh kolaborasi dan kontribusi dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat.
Pada kesempatan yang sama, Bapak Asuh Disabilitas Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengatakan pelaksanaan kegiatan yang diikuti penyandang disabilitas dari berbagai daerah ini merupakan kali pertama di Indonesia.
"Rekan-rekan disabilitas ini menjadi contoh bagi masyarakat yang normal, bahwa penyandang disabilitas bisa mengatasi bencana," katanya.
Luthfi mencatat hingga bulan November 2024 ada sebanyak 24 unit layanan disabilitas penanggulangan bencana yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Ia berharap ke depan jumlah layanan tersebut makin bertambah. Dengan demikian, kontribusi pencegahan bencana oleh penyandang disabilitas dapat meningkat.
"BNPB bersama Pemprov Jateng sudah melakukan kesiapsiagaan pencegahan bencana, termasuk apel ini adalah upaya pencegahan kebencanaan," katanya.
Pada jambore yang dilaksanakan selama dua hari Rabu-Kamis (4-5/12), para peserta juga mendapatkan pelatihan simulasi penanganan darurat bencana bagi disabilitas.
Selain itu, juga melakukan bakti sosial, penanaman pohon vegetasi di bantaran Sungai Bengawan Solo, serta workshop tematik penanggulangan bencana inklusi.
Baca juga: Plafon kelas ambrol timpa siswa SD saat belajar
Pewarta : Aris Wasita
Editor:
Heru Suyitno
COPYRIGHT © ANTARA 2025