Logo Header Antaranews Jateng

Menteri PU harapkan TPA BLE Banyumas direplikasi daerah lain

Minggu, 12 Januari 2025 16:51 WIB
Image Print
Penjabat Bupati Banyumas Iwanuddin Iskandar menunjukkan beberapa produk yang dihasilkan dari pengolahan sampah kepada Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo saat mengunjungi Tempat Pembuangan Akhir Berbasis Lingkungan dan Edukasi (TPA BLE) di Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (12/1/2025). ANTARA/Sumarwoto

Banyumas (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengharapkan Tempat Pembuangan Akhir Berbasis Lingkungan dan Edukasi (TPA BLE) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada tahun 2021 dapat direplikasi daerah lain.

"Ini contoh tempat pembuangan akhir yang sebenarnya harus ada di semua tempat, di seluruh kabupaten harusnya seperti ini," katanya saat meninjau TPA BLE Banyumas yang berlokasi di Desa Wlahar Wetan Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas, Minggu.

Menurut dia, hal itu disebabkan ketika sampah masuk ke TPA BLE, residu yang keluar mendekati nol.

Terkait dengan hal itu, dia mengharapkan semua kabupaten/kota dan provinsi dapat mereplikasi TPA BLE tersebut di wilayah masing-masing.

"Karena memang sekali lagi yang paling perlu waktu adalah membudayakan masyarakat (untuk), satu, tidak membuang sampah sembarangan, yang kedua mau memilah sampahnya, mana plastik, mana nonplastik," katanya.

Dengan demikian, kata dia, ketika sampah tersebut dibuang sudah dalam keadaan terpilah sehingga tidak terlalu repot saat diproses lanjutan.

"Kabupaten Banyumas ini 'kan super luar biasa nih, ketika masyarakatnya malas, masih ada yang mau tuh yang milah-milah dan mau segala macam. Karena tadi, Pak Bupati, Pak Pj (Penjabat) Bupati pintar, bagaimana sampah itu jadi duit," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, masyarakat Banyumas mau memilah-milah sampah karena bisa menghasilkan uang, sehingga ada nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar yang bekerja di tempat tersebut.

"Saya pikir ini contoh baik untuk diterapkan di tempat lain. Mungkin dalam kesempatan berikutnya, saya akan mengajak Pak Menteri Lingkungan Hidup untuk meninjau ke sini, dan kemudian tidak ada lagi keributan menutup tempat pembuangan sampah tapi enggak ada solusinya, orang jadi demo," katanya.

Lebih lanjut, Menteri Dody mengatakan sebenarnya keberadaan TPA BLE Banyumas dapat disebut sebagai proyek percontohan, sehingga kapasitasnya tidak terlalu besar.

Oleh karena masyarakat Banyumas bertambah banyak volume sampah makin meningkat, kata dia, TPA BLE Banyumas membutuhkan penambahan.

"Saya ke sini diskusi dengan Pak Pj Bupati, Bupati terpilih, dan beberapa anggota dewan agar ke depan kita mendiskusikan kebutuhan ini bisa terpenuhi," katanya.

Terkait dengan hal itu, dia mengaku akan mengajak Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq datang ke TPA BLE Banyumas untuk merumuskan semacam program kerja supaya tempat pembuangan akhir sampah berbasis lingkungan dan edukasi tersebut dapat menjadi model percontohan bagi daerah lain.

Dalam hal ini, kata Menteri PU, Kementerian Lingkungan Hidup merupakan pengampu masalah sampah, sedangkan Kementerian Pekerjaan Umum hanya memberikan dukungan dan contoh.

"Kami hanya memberikan contoh ke Pak Menteri Lingkungan Hidup, kita sudah melakukan sesuatu, monggo jika mau dijadikan proyek percontohan lingkungan hidup, tentu juga dengan Pak Mendagri (Menteri Dalam Negeri), beliau pasti harus terlibat," kata Menteri PU.

TPA BLE Banyumas yang menempati lahan seluas 3,5 hektare dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada tahun 2021 dengan anggaran sebesar Rp44 miliar yang bersumber dari APBN serta didukung APBD Kabupaten Banyumas sebesar Rp6,3 miliar sebagai dana pendamping untuk kegiatan-kegiatan yang tidak didanai APBN.

Dalam pengelolaan sampah tersebut, TPA BLE menggandeng kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang bertugas melakukan proses pemilahan menggunakan teknologi serta memproses sampah organik dan anorganik menjadi produk bernilai ekonomi seperti kompos, magot, paving plastik, dan refuse derived fuel (RDF).

Sementara residu sampah dari KSM dikirim ke TPA BLE untuk diolah dengan menggunakan teknologi pirolisis non-incinerator yang ramah lingkungan, sehingga menghasilkan bahan RDF maupun RDF serta bahan biomassa atau bahan baku jumputan padat yang digunakan sebagai bahan bakar alternatif di pabrik semen maupun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Baca juga: Menteri PU : Perbaikan saluran irigasi dukung swasembada pangan



Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2025