
Kementerian P2MI libatkan universitas, penuhi kebutuhan pekerja migran

Solo (ANTARA) - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia/Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI/BP2MI) melibatkan universitas untuk memenuhi kebutuhan pekerja migran di sejumlah negara.
"Keinginan kami untuk mengisi peluang kerja terutama yang memiliki skill di luar negeri, karena ada 1,7 juta permintaan pekerjaan di luar negeri," kata Menteri P2MI Abdul Kadir Karding usai penandatanganan nota kesepahaman dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta di Solo, Jawa Tengah, Senin.
Dari kebutuhan tersebut, dikatakannya, sejauh ini kementerian baru bisa mendorong sebanyak 297.000 pekerja. Pada tahun ini, pihaknya menargetkan dapat memenuhi sebanyak 425.000 pekerja migran.
"Jadi hari ini saya sengaja ke UNS sekaligus ke Solo karena memang kami sedang berupaya membangun kolaborasi, sinergi dengan pemda dan perguruan tinggi," katanya.
Ia mengatakan kerja sama dengan berbagai pihak dibutuhkan untuk menciptakan penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan standar luar negeri.
"Di antaranya dengan membangun vokasi atau menyiapkan pelatihan, karena salah satu syarat kerja di luar negeri dan pekerja terlindungi salah satunya skill bagus," katanya.
Ia mengatakan jika SDM memiliki kemampuan yang bagus maka akan mendapatkan gaji yang juga bagus.
"Dia jadi ahli ketika pulang. Ini makanya kami tanda tangan MoU (nota kesepahaman) termasuk PKS (perjanjian kerja sama) mulai dari prapemberangkatan, penempatan pekerja migran, sampai nanti dia kembali pulang," katanya.
Ia juga mengapresiasi Pemkot Surakarta yang menyiapkan infrastruktur untuk meningkatkan keahlian para tenaga kerja, salah satunya keberadaan Solo Technopark.
"Termasuk pak wali (Wali Kota Surakarta Respati Ardi), kami ucapkan terima kasih karena infrastruktur pekerja migran bagus, ada technopark, ada Asta Cita soal rumah siap kerja dan ada visi yang bagus," katanya.
Bahkan, dikatakannya, Pemkot Surakarta ingin mengambil generasi dari bonus demografi yang ada untuk dibawa ke luar negeri.
"Terutama di sini lebih senang didorong ke Jepang. Kami akan sambungkan vokasi dengan kurikulum dan infrastrukturnya, sehingga pekerja yang diminta otomatis terserap," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor UNS Hartono mengatakan kampus tersebut memiliki komitmen penuh untuk mendukung peningkatan kualitas penyelenggaraan, penempatan, dan pelindungan pekerja migran Indonesia, khususnya melalui pelaksanaan tridharma perguruan tinggi.
"Melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, kami siap terlibat aktif dalam berbagai program peningkatan literasi, pelatihan keahlian, riset kebijakan, serta advokasi dan pemberdayaan pekerja migran dan keluarganya," katanya.
Pewarta : Aris Wasita
Editor:
Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2025