Logo Header Antaranews Jateng

Polisi Inggris Upayakan Hak untuk Mogok

Jumat, 23 Maret 2012 14:25 WIB
Image Print


Police Federation yang mewakili 135.000 "bobbi"--sebutan polisi berpangkat rendah di Inggris dan Wales--mengatakan bahwa tindakan untuk mengupayakan hak penuh industri tersebut memperlihatkan anggotanya marah terhadap upaya penghematan pemerintah.

"Petugas benar-benar merasa apa yang dilakukan pemerintah ialah memangkas kebijakan terbaik Inggris," kata juru bicara Federation sebagaimana dikutip Reuters yang dipantau ANTARA di Jakarta, Jumat siang.

Pemerintah koalisi pimpinan Konservatif di Inggris berusaha membuat pemotongan sebesar 20 persen anggaran sebagai bagian dari tindakan penghematan yang lebih luas yang dirancang untuk mengurangi defisit anggota yang sangat besar.

Seperti semua pekerja sektor masyarakat, personel polisi menghadapi pembekuan bayaran dan sumbangan pensiun yang lebih besar.

Perwira polisi Inggris terakhir kali melakukan pemogokan pada tahun 1919 dalam sengketa mengenai bayaran dan larangan melakukan aksi industri apa pun sejak 1990-an. Namun, sekalipun anggotanya memberi suara yang mendukung hak untuk mogok, perubahan tersebut akan memerlukan revisi hukum dan parlemen akan menghalanginya.

Pada tahun 2008, sebanyak 20.000 polisi yang tak bertugas berpawai di London saat melakukan aksi terbesar dalam sengketa mengenai bayaran dengan pemerintah buruh saat itu.

"Perasaan anggota sangat marah, jauh lebih besar ketimbang yang kita saksikan pada 2008, dan oleh karena itu kami sangat sadar apa yang diperlukan rencana kami untuk bisa menunjukkan kekuatan perasaan mereka," kata juru bicara tersebut.

Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024