Siswi SMA Santa Ursula Gugat Politikus DPR
Jumat, 14 Desember 2012 09:00 WIB
Hal itu mengemuka pada saat 90 siswi SMA Santa Ursula Jakarta menemui anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI di ruang sidang Komisi III (Bidang Hukum, Perundang-undangan, HAM, dan Keamanan) DPR RI, Kompleks Gedung MPR/DPD/DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (12/12/12). Delegasi pelajar tersebut diterima oleh Eva Kusuma Sundari (anggota Komisi III), Indah Kurnia (Komisi XI), dan Aryo Bimo (Komisi VI).
Pertanyaan retorik dari Stephany berupa gugatan apakah DPR akan merwariskan Indonesia dalm kondisi keropos, seperti tambang hilang, kerusakan lingkungan, utang, dan kemiskinan. Atau, sebaliknya dalam kondisi penuh kemakmuran kepada generasi muda. Pertanyaan ini menguatkan permintaan Angel agar politikus berkomentar atas sinyalemen RI sebagai negara kleptokrasi, bukan demokrasi.
Tampak bahwa para siswi memiliki minat ke isu gender dan mengingatkan pentingnya berinvestasi pada perempuan mengingat peran strategis perempuan dalam keluarga. Chelsea menyitir pepatah "when you teach a man you will teach only one man, but if we teach a woman we will teach one generation". Dalam kaitan ini, para siswi mempertanyakan kontribusi Komisi VIII terhadap upaya perbaikan status perempuan.
Hiruk pikuk dunia politik, terutama para politiskus tertangkap korupsi, amat disesalkan oleh Hillary karena menegaskan bahaw politik itu kotor dan buruk.
Eva K. Sundari mengingatkan bahwa praksis/kinerja politik (output dan outcome) amat tergantung pada integritas para politikusnya sehingga apakah politik mendatangkan manfaat atau justru mudarat bagi rakyat tergantung pada fase perekrutan politikus. "Jika parlemen diisi para politikus busuk, demokrasi akan mengalami defisit," ujarnya.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan lainnya, Indah Kurnia, mengingatkan pentingnya menciptakan para pemilih yang cerdas sehingga hanya akan memberikan suara pada calon anggota legislatif yang memiliki 3 C (Character, Competence, dan Commitment), dan bukan karena faktor kepopuleran.
Sementara itu, Aryo Bimo menekankan pentingnya sekolah-sekolah menjadi wadah membentuk karakter warga negara yang jujur, nasionalis, dan politikus/patriotis sehingga bisa menyelesaikan permasalahn utama bangsa, yaitu korupsi.
Pewarta : D.Dj. Kliwantoro
Editor:
Kliwon
COPYRIGHT © ANTARA 2025