Analis: Kader Eksternal Kelemahan Bibit-Sudijono
Senin, 4 Maret 2013 20:36 WIB
"Bibit Waluyo (Gubernur Jateng, red.) kan 'pure' kader dari luar, baik di PDI Perjuangan dulu maupun Partai Demokrat. Apalagi, Sudijono yang bukan kader dari partai politik mana pun," katanya di Semarang, Senin.
Pasangan pejabat kini Gubernur Bibit Waluyo dan Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Sudijono Sastroatmodjo mendeklarasikan diri sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pilgub Jateng 2013.
Menurut pengajar FISIP Undip itu, kemunculan nama Rektor Unnes sebagai calon wagub mendampingi Bibit itu merupakan jalan tengah atau konsensus yang ditempuh oleh parpol koalisi yang mengusung pasangan tersebut.
"Ini (Rektor Unnes, red.) setidaknya bisa mengurangi tarik-menarik di antara parpol koalisi pengusung sehingga memunculkan nama di luar kader untuk mendampingi Bibit sebagai pasangan cagub-cawagub," katanya.
Ia mengibaratkan parpol koalisi pengusung Bibit-Sudijono seperti angkutan umum yang mengantarkan penumpangnya sampai ke terminal tujuan, sebab penumpangnya bukan berasal dari kader internal parpol bersangkutan.
Kemunculan nama dari nonkader internal parpol itu, kata dia, sebenarnya mencerminkan kegagalan parpol dalam proses kaderisasi, terutama kesiapan mental dari masing-masing petinggi partai untuk maju pilgub.
"Kalau dilihat dari usia, mereka (Bibit-Sudijono, red.) juga sama-sama tergolong uzur. Ini menunjukkan regenerasi kepemimpinan kurang diperhatikan, di samping kesiapan generasi muda untuk tampil," katanya.
Meski demikian, kata dia, konsep kepemimpinan pasangan tersebut yang mengombinasi antara militer dengan intelektual bisa menjadi kelebihan, di samping sikap kepemimpinan Bibit yang cenderung jujur dan terbuka.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor:
Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024