Geguritan yang kira-kira isinya pesan menguatkan ajakan kepada pemilih di Dusun Tempursari, Desa Tempurrejo, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, itu dibacakannya di sela memimpin anggotanya melayani warga yang hendak memberikan suara di Tempat Pemungutan Suara 10 Dusun Tempursari, Rabu (9/7).

Bait terakhir dari lima bait geguritan itu, kurang lebih maksudnya, "Warga jangan ragu dan khawatir untuk menentukan pilihan. Hanya Tuhan dan hati nurani setiap warga yang tahu pilihan yang disampaikan melalui bilik suara".

Tiba-tiba, seorang pemuda turun dari mobil dan meminta petugas KPPS setempat melayani kakeknya yang hendak memberikan suara dari dalam kendaraan.

Seorang kakek bernama Khomedi (70) itu, diantar ke tempat itu oleh cucunya, Yuhasnan (23), dengan mobil Daihatsu Zebra bernomor polisi AA 9048 EA dari rumahnya, sekitar 200 meter dari TPS di tepi Jalan Raya Magelang-Purworejo Kilometer 8 Kabupaten Magelang.

Narwan dengan dibantu seorang anggota KPPS setempat terlihat bergegas membawa selembar lipatan surat suara, alat pencoblosan, bantalan, dan memindahkan sesaat satu bilik suara dari TPS di dalam rumah toko "Adji Jaya" Desa Tempurrejo itu, ke mobil yang diparkir di dekat tempat tersebut, agar Khomedi yang tiga bulan terakhir stroke, bisa leluasa memberikan hak suaranya pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014.

Masyarakat Kabupaten Magelang pada hari Rabu (9/7) mendatangi berbagai TPS yang telah disiapkan Komisi Pemilihan Umum untuk memberikan suaranya pada pesta demokrasi lima tahun sekali di daerah tersebut.

KPU Kabupaten Magelang menyiapkan 2.896 TPS yang tersebar di 21 kecamatan dan 372 desa serta kelurahan. Jumlah warga setempat yang telah masuk daftar pemilih tetap tercatat 959.636 orang dan daftar pemilih khusus sebanyak 658 orang.

Pilpres diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan nomor urut 1 dan Joko Widodo-Jusuf Kalla nomor urut 2.

Pasangan Prabowo-Hatta diusung Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Golongan Karya, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Bulang Bintang, dan Partai Demokrat, sedangkan Jokowi-JK diusung PDI Perjuangan, Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hati Nurani Rakyat.

"Sampun dados wajibe warga negara, nderek milih' (Sudah menjadi kewajiban sebagai warga negara, ikut pemilu, red.)," kata Khomedi, setelah mencoblos pilihan pasangan calon presiden dan wakil presiden, dari dalam mobilnya.

Ia mengaku mengetahui dua pasangan kandidat itu dari pemberitaan media massa selama ini yang disimak di rumahnya.

Selanjutnya, pensiuan pegawai negeri sipil (PNS) di pemerintah daerah setempat itu memutuskan memberikan hak suara pilihannya kepada satu di antara dua kandidat tersebut dengan mendatangi TPS terdekat rumahnya itu pada hari-H pencoblosan.

Warga Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan, Raden Tumenggung Khamid Djajaprana (74) juga terlihat berwajah "sumringah" (ceria) saat berjalan kaki memasuki halaman TPS 17 Dusun Sidoharjo, Desa Tamanagung untuk memberikan hak suaranya pada Pilpres 2014.

"Sebentar lagi istri saya juga ke sini," katanya sesaat setelah memasukkan surat undangan untuk memilih kepada petugas TPS setempat dengan ketua Yoga Budi Wantoro.

Lelaki yang bertahun-tahun bersama sebagian besar warga setempat menjadi pemahat batu di kawasan Prumpung, tepi Sungai Pabelan yang aliran airnya berhulu di Gunung Merapi itu pun, kemudian mengambil tempat antre dengan duduk bersama lainnya di kursi yang telah disiapkan di luar TPS. TPS setempat menggunakan lapangan badminton berhiaskan aneka anyaman janur sehingga suasananya mirip ketika warga memiliki hajatan perkawinan.

"Pilihan saya sudah jelas," katanya tanpa menyebut pasangan calon yang hendak dipilihnya.

Djajaprana adalah bungsu dari enam bersaudara, keturunan Salim Djajapawira, seorang pemahat batu yang ikut pemugaran pertama Candi Borobudur yang ketika itu dipimpin oleh Theodor van Erp (1907--1911).

Sebelum memasuki bilik suara, Djayaprana juga bercerita bahwa Pilpres 2014 menambah deretan sejarah kehidupan pribadinya dalam mengikuti beberapa pesta demokrasi selama ini di dusunnya.

Khomedi maupun Djayaprana adalah dua di antara para warga Kabupaten Magelang yang tercatat dalam daftar pemilih Pilpres 2014. Mereka dengan suka hati dan kesadaran yang baik, memberikan hak suaranya pada Pilpres.

Mereka seakan menjadi saksi aktif untuk kemajuan bangsa dan negera tercinta, sebagaimana bait lainnya dalam geguritan karya Narwan yang berjudul "Ayo Padha Milih" (Ayo Ikut Memilih) itu.

"'Milih kuwi sawijining paseksen. Kabeh kudu linambaran paham lan titen. Mula aja nganti salah lan kleru. Dimen pilihan ndika trep kang tinuju. Sewulan luwih anggennya mbiji lan naliti. Para calon pemimpin nuswantara ginadhang ati. Dina iki temtakna kanthi patitis biting swaramu. Muga kasembadan lan jumbuh karo panangenmu," demikian dua bait pertama geguritan tersebut.

Kira-kira maksud kalimat berbahasa Jawa itu, "Memilih itu memberikan kesaksian berdasarkan hati nurani. Jangan salah memilih, pilihan harus sesuai dengan yang dipilih. Selama sebulan terakhir, kita telah menyimak dan menilai para calon pemimpin negeri. Hari ini kita tentukan dengan tepat, melalui pencoblosan agar sesuai dengan harapan kemajuan bangsa dan negara".

Bupati Magelang Zaenal Arifin juga telah menyerukan ajakan kepada seluruh masyarakat setempat untuk menggunakan hak pilihnya karena pilihan rakyat terhadap presiden akan menentukan masa depan bangsa dan negara selama lima tahun ke depan.

"Memilih pimpinan secara bijak dan cerdas sesuai dengan hati nurani sehingga pimpinan yang terpilih akan mampu membawa bangsa Indonesia ini lebih baik daripada sebelumnya," katanya saat tarawih keliling putaran ketujuh di Masjid Al Aslah Kliwonan, Desa Jogomulyo, Kecamatan Tempuran, dua hari sebelum hari-H Pilpres.

Ketua KPU Kabupaten Magelang Afiffuddin juga mengatakan bahwa penggunaan hak pilih pada Pilpres secara benar dan sesuai dengan hati nurani, menjadi kehendak masyarakat dalam mewujudkan kedaulatannya sebagai warga bangsa.

"Dengan menggunakan hak pilihnya, warga mewujudkan kedaulatan sebagai warga bangsa yang menentukan pemimpinnya untuk lima tahun ke depan. Maka, hak pilih harus digunakan dengan baik," katanya.

Ia menyatakan bersyukur karena pada jam pembukaan berbagai TPS untuk warga memulai pemungutan suara, ternyata sesuai dengan harapan. Pemungutan suara dimulai pukul 07.00 hingga 13.00 WIB.

"Alhamdulillah lancar," katanya.

Ketika rakyat sudah tiba pada hari pesta demokrasi, mereka bersuara untuk menentukan siapa pemimpin negerinya, sedangkan siapa pun hanya bisa tunduk kepada keputusan rakyat.