Jokowi dan Najib Sepakat Selesaikan Masalah Perbatasan
Jumat, 6 Februari 2015 13:49 WIB
Presiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
"Soal perbatasan maritim sudah terlalu lama sehingga dengan adanya tim tersebut diharapkan bisa cepat diselesaikan," kata Presiden Jokowi usai pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak di kantor Perdana Menteri, Putrajaya, Malaysia, Jumat.
Selain itu, kedua kepala pemerintahan juga juga membahas isu-isu bilateral yang menjadi prioritas seperti kerja sama perbatasan maritim, peningkatan perdagangan dan investasi, penanganan nelayan, pengiriman tenaga kerja serta membahas terkait pendidikan anak-anak untuk pekerja Indonesia di Sabah dan Serawak.
Mengenai penanganan nelayan yang masuk wilayah abu-abu (belum disepakati) maka nelayan itu tidak ditangkap, melainkan diusir keluar dari wilayah abu-abu itu.
Namun, lanjut Presiden, jika nelayan masuk kawasan yang sudah jelas (teritorial) maka akan ditangkap serta mengadapi peradilan hukum masing-masing negara.
Indonesia juga membuka kesempatan seluas-luasnya kepada para investor Malaysia, mulai investor jalan tol, infrastruktur kereta api, pelabuhan, bandar udara dan pembangkit listrik, untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Kedua kepala pemerintahan juga membahas masalah pengiriman tenaga kerja yang akan diupayakan melalui satu saluran sehingga perlindungan dan penanganannya bisa dilakukan bersama-sama.
Mengenai hal ini, Najib menyatakan Malaysia masih mengikuti perjanjian yang telah ditandatangan di Bali pada saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, namun Malaysia setuju untuk terus berunding sehingga diharapkan bisa melalui satu saluran.
"Jika dapat dibuat seperti itu, maka diharapkan pelatihan kepada calon tenaga kerja dapat diberikan lebih baik," kata Najib.
Kedua kepala eksekutif ini juga membahas pendidikan anak-anak pekerja Indonesia di Malaysia yang jumlahnya cukup banyak dan Jokowi menyatakan keberadaan sekolah untuk anak pekerja ini sudah disetujui dan akan ditindaklanjuti Malaysia.
"Mengenai keberadaan CLC (comunity learning center) di Sabah dan Serawak sudah disetujui oleh pemerintah Malaysia," jelas Jokowi.
Perdana Menteri Najib juga menyatakan Malaysia sangat setuju mewujudkan sekolah-sekolah bagi pekerja Indonesia karena sesuai aturan UNESCO hak untuk mendapatkan pendidikan adalah hak yang tidak boleh diabaikan.
"Jadi kami juga setuju agar sekolah tersebut dapat diwujudkan," tegas Najib.
Dalam pertemuan ini, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Luar Negeri Retno L. Marsudi, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel dan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri.
Selain itu, kedua kepala pemerintahan juga juga membahas isu-isu bilateral yang menjadi prioritas seperti kerja sama perbatasan maritim, peningkatan perdagangan dan investasi, penanganan nelayan, pengiriman tenaga kerja serta membahas terkait pendidikan anak-anak untuk pekerja Indonesia di Sabah dan Serawak.
Mengenai penanganan nelayan yang masuk wilayah abu-abu (belum disepakati) maka nelayan itu tidak ditangkap, melainkan diusir keluar dari wilayah abu-abu itu.
Namun, lanjut Presiden, jika nelayan masuk kawasan yang sudah jelas (teritorial) maka akan ditangkap serta mengadapi peradilan hukum masing-masing negara.
Indonesia juga membuka kesempatan seluas-luasnya kepada para investor Malaysia, mulai investor jalan tol, infrastruktur kereta api, pelabuhan, bandar udara dan pembangkit listrik, untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Kedua kepala pemerintahan juga membahas masalah pengiriman tenaga kerja yang akan diupayakan melalui satu saluran sehingga perlindungan dan penanganannya bisa dilakukan bersama-sama.
Mengenai hal ini, Najib menyatakan Malaysia masih mengikuti perjanjian yang telah ditandatangan di Bali pada saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, namun Malaysia setuju untuk terus berunding sehingga diharapkan bisa melalui satu saluran.
"Jika dapat dibuat seperti itu, maka diharapkan pelatihan kepada calon tenaga kerja dapat diberikan lebih baik," kata Najib.
Kedua kepala eksekutif ini juga membahas pendidikan anak-anak pekerja Indonesia di Malaysia yang jumlahnya cukup banyak dan Jokowi menyatakan keberadaan sekolah untuk anak pekerja ini sudah disetujui dan akan ditindaklanjuti Malaysia.
"Mengenai keberadaan CLC (comunity learning center) di Sabah dan Serawak sudah disetujui oleh pemerintah Malaysia," jelas Jokowi.
Perdana Menteri Najib juga menyatakan Malaysia sangat setuju mewujudkan sekolah-sekolah bagi pekerja Indonesia karena sesuai aturan UNESCO hak untuk mendapatkan pendidikan adalah hak yang tidak boleh diabaikan.
"Jadi kami juga setuju agar sekolah tersebut dapat diwujudkan," tegas Najib.
Dalam pertemuan ini, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Luar Negeri Retno L. Marsudi, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel dan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri.
Pewarta : Antaranews
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
SMK Muhammadiyah 1 Prambanan dan PLN Icon Plus Jateng teken MoU Kelas Industri
14 November 2024 8:53 WIB
Daftar nama pemain timnas hadapi Jepang dan Arab Saudi, Sayuri bersaudara kembali dipanggil
13 November 2024 12:18 WIB
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017